Universitas Balikpapan Ditunjuk Sebagai Tempat Digelarnya Talk Show FCPF – CF Goes To Campus


BALIKPAPAN—Universitas dijadikan tempat seminar yang diprakarsai oleh FCPF – CF atau Forest Carbon Partnership Facilities-Carbon Fund Goes to Campus. Acara ini bertemakan “Diseminasi Program Penurunan Emisi dan Pengendalian Perubahan Iklim Tingkat Perguruan Tinggi di Kota Balikpapan” yang digelar di Ballroom Putri Aji Karangmelenu, Lantai 8, Gedung G, Kampus Uniba, Senin (9/10/2023).

Acara ini dihadiri oleh Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim Kalimantan Timur Prof. Dr. Daddy Ruhiyat. Wakil Rektor Bidang Akademik Ir. Manaseh M.Eng. Merry K. Sipahutar, Ph.D., selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama. Andi Surayya Mapangile SKM. M.Kes selaku staff ahli Rektor. Project Managemen Unit FCPF-CF Dr. Rinda Sandayani Karhab. Sekretaris Bappeda Litbang Kota Balikpapan Achmad Safei. Muhammad Nasir SH. M.Hum selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Balikpapan.

Selain itu hadir pula beberapa perwakilan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan. Rektor Institut Teknologi Kalimantan. Direktur Politeknik Balikpapan. Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas (STT Migas) Balikpapan. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Balikpapan. Dosen UNIBA (10 orang). Dosen ITK (10 orang). Mahasiswa UNIBA (80 orang). Mahasiswa ITK (20 orang). Mahasiswa POLTEKBA (10 orang). Mahasiswa STT Migas Balikpapan (10 orang) dan Mahasiswa STIE Balikpapan (10 orang).

Prof. Dr. Daddy Ruhiyat dalam beberapa kata sambutannya mengatakan, Kalimantan Timur (Kaltim) terpilih sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia sebagai lokasi program penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) dengan skema pembayaran berbasis kinerja Forest Carbon Partnership Facilities-Carbon Fund (FCPF-CF) yang dikelola oleh Bank Dunia selama tahun 2020 hingga 2024. Program yang menargetkan penurunan emisi hingga 22 juta ton CO2Eq (diperkirakan lebih hingga 30 juta ton CO2Eq) akan memberikan insentif sebesar USD 110 juta. Saat ini, Pemprov Kaltim telah menerima advanced payment dari Bank Dunia sebesar USD 20,9 juta atau setara Rp 303 miliar yang disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)..

Lebih lanjut Prof. Dr. Daddy Ruhiyat mengatakan, terpilihnya Kaltim dalam program FCPF-Carbon Fund ini bukan tanpa alasan. Provinsi yang terletak di pulau terbesar ketiga di dunia ini memiliki 7 juta hektar hutan tropis dengan tingkat keanekaragaman hayati tinggi, menjadi rumah bagi beragam satwa endemis, serta menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal lainnya. Sejak 2010, Pemprov Kaltim telah memiliki komitmen kuat untuk menerapkan program pembangunan hijau yang berdampak terhadap perubahan tata kelola lahan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang sekaligus telah dikuatkan dengan berbagai regulasi dan kebijakan terkait.

Keberhasilan Kaltim untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui program FCPF-CF menunjukkan kepada negara-negara dunia bahwa proses transformasi ekonomi Kaltim telah dilakukan, yang mana proses berjalannya pembangunan sudah menyeimbangkan antara kesejahteraan masyarakat dengan terjaganya kualitas lingkungan.

Menurut Prof. Dr. Daddy Ruhiyat, Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim sebagai lembaga yang memiliki mandat untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengendalian perubahan iklim menjadi garda terdepan untuk menyebarluaskan informasi keberhasilan Kaltim dalam program penurunan emisi dan perubahan iklim kepada para pemangku kepentingan. Melalui alokasi dana insentif yang telah diberikan oleh Bank Dunia kepada Provinsi Kaltim, maka DDPI Kaltim bersama dengan Pemprov Kaltim mengembangkan proses penyebarluasan informasi serta materi komunikasi program penurunan emisi dengan berbagai macam platform. “Harapannya, platform untuk pengembangan informasi dan materi komunikasi bisa tersebarluaskan secara utuh kepada masyarakat sebagai sarana informasi tentang kegiatan pengendalian perubahan iklim di Kalimantan Timur,” pungkas Prof. Dr. Daddy Ruhiyat.

Usai memberikan sambutan, acara dilanjutkan dengan sambutan Ir. Manaseh. M.Eng, dalam sambutannya, bahwa perlu diketahui, Kalimantan Timur terpilih sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia sebagai lokasi program penurunan emisi dan deforestasi dan degradasi hutan. Hasil yang diharapkan adalah tersosialisasi program ini dan kegiatan pengendalian perubahan iklim di lingkungan civitas akademika. Serta menyebarluaskan informasi materi komunikasi dan pendidikan, terkait program penurunan emisi di perguruan tinggi. “Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, dengan ini saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, acara ini secara resmi dibuka,” pungkas Ir. Manaseh M.Eng disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang hadir.

Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan talkshow dengan menghadirkan 4 orang narasumber, diantaranya Perkembangan PelaksanaanProgram FCPF-Carbon Fund di Kaltim yang disampaikan oleh Projekt Managemen Unit FCPF-CF Dr. Rinda Sandayani Karhab. Program Pembangunan Hijau dalam Pengendalian Perubahan Iklim di Kaltim yang disampaikan oleh Prof. Dr. Daddy Ruhiyat. Peran Perguruan Tinggi dalam Merespon Isu-isu Perubahan Iklim di Kaltim yang disampaikan oleh Muhammad Nasir SH. MH., dan narasumber terakhir adalah Sinergitas Pengendalian Perubahan Iklim ke dalam Dokumen Perencanaan Daerah yang disampaikan oleh Sekretaris Bappeda Litbang Kota Balikpapan Achmad Safei. Talk show yang berlangsung selama 120 menit ini dirangkai dengan sesi tanya jawab dari para peserta dan acara diakhiri dengan ramah tamah.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN