Tampil Memukau, Paduan Suara Uniba Raih Gold Medals di Ajang Lomba COFF


BALIKPAPAN—Paduan Suara Universitas Balikpapan berhasil meraih juara dan berhasil membawa pulang Gold Medals atau Medali Emas pada ajang lomba Choral Orchestra Folklore Festival (COFF) yang dilaksanakan di Gedung Kesenian Kota Balikpapan, pada Jumat (30/9/2022).

Paduan Suara Universitas Balikpapan tampil memukau dan mampu menghipnotis ratusan penonton kala itu.  Riuh tepuk tangan dari penonton tak henti-hentinya ditujukan kepada Paduan Suara Universitas Balikpapan saat tampil dengan membawakan dua buah lagu bertemakan klasik yang berjudul Izar Ederrak dan Dies Irae.

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Balikpapan Ir. Suherna S.Si., M.T., selaku pembina paduan suara ini mengatakan, dirinya merasa sangat bahagia setelah para anak asuhnya berhasil meraih medali emas. “Rasanya tidak sia-sia kami latihan setiap hari dalam waktu hampir 2 bulan ini agar bisa memenangi kejuaraan ini,” ujar Suherna.

COFF ini merupakan rangkaian dari Balikpapan Festival yang digelar oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan diantaranya, Choral yakni paduan suara, Orchestra adalah marching band dan Folklore yaitu tari kreasi nusantara.

Kegiatan COFF ini diikuti oleh 14 peserta tim tari dan 7 tim paduan suara. Dimana ajang ini bersifat umum dan nasional, sehingga tidak hanya diikuti oleh sanggar tari dan paduan suara asal Balikpapan saja. Namun ada 4 tim tari dari Polewali dan untuk paduan suara ini ada yang berasal dari Kota Samarinda dan Makassar.

Dengan digelarnya lomba COFF yang diakui secara nasional ini, dapat menghadirkan lebih banyak peserta dari luar daerah. Dengan harapan semoga putra dan putri daerah bisa lebih banyak berprestasi terutama dalam bidang seni.

Kemudian untuk tim penilai atau juri Choral atau paduan suara adalah Tambang Busen selaku Musisi, lalu Budi yang berprofesi sebagai Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang juga seorang musisi dan yang terakhir adalah Joko Lemes yang merupakan Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang juga merupakan seorang musisi. "Lomba inikan paduan suara jadi yang menjadi tolak ukur selain tarik suara, yang mutlak adalah pitch control atau intonasi, kalau itu sudah terganggu maka valuenya sudah tidak ada," ujar Tambang Busen.

Budi pun turut memberikan pernyataan, dalam ajang Lomba COFF ini, unsur musikal serta ekspresi yang ditampilkan juga harus tercapai. Begitu pula dengan Joko, yang mengatakan bahwa karakter merupakan salah satu unsur musikal yang harus ditonjolkan. Beberapa kriteria yang dimaksud, juri Choral menyatakan bahwa, kemenangan dalam suatu kompetisi adalah bukan suatu ukuran. "Bahasa musikal ini prosesnya panjang, sehingga tidak bisa mendapatkan hasil yang instan, jadi teruslah berproses agar mendapatkan unsur musikal secara maksimal," pungkasnya.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN