BALIKPAPAN—Ribuan mahasiswa dari seluruh program studi mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang digelar di halaman kampus Universitas Balikpapan, Senin (28/10/2024).
Hadir pada upacara ini diantaranya Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. MH. Hj. Syarifah Hasyimiah Alaydrus istri dari Dr. H. Rendi Susiswo Ismail. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Andi Surayya Mapangile S.K.M., M.Kes selaku Staff Ahli Rektor. Seluruh Wakil Rektor, para Dekan, seluruh Kepala Program Studi, sejumlah Dosen, seluruh Pejabat Struktural dan staff, serta ribuan mahasiswa Universitas Balikpapan dan ratusan pelajar dari SMA dan SMK yang ada di Balikpapan.
Ada yang menarik pada upacara Hari Sumpah Pemuda kali ini. Di mana seluruh karyawan Uniba, mulai dari Ketua yayasan, Rektor, para Wakil Rektor dan seluruh karyawan Uniba mengenakan baju adat dareah. Mereka memakai busana adat mulai dari busana dari Aceh, hingga busana adat dari Papua. Ini menandakan, bahwa Bangsa Indonesia memiliki suku yang berbeda-beda dengan ditandai busana daerah masing-masing. Sebuah pertanda bahwa dengan mengenakan busana adat itu, bahwa Bangsa Indonesia ini dengan memilki suku dan budaya yang berbeda tetapi tetap bersatu di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 96 ini diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih, Pembacaan teks Pancasila. Pembacaan Pembukaan UUD 1945, , pembacaan teks Sumpah Pemuda dengan Inspektur Upacara Dr. H. Rendi Susiswo Ismail. Dan Komandan Upacara adalah Presiden Mahasiswa Universitas Balikpapan Hijir Ismail.
Dalam pidatonya, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail menyampaikan, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 silam adalah tonggak bagi bangsa Indonesia, untuk bertekad bersama dalam membentuk satu kesatuan, pertama, Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Air Indonesia. Kedua, Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia. Ketiga, Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda ini dilakukan oleh kaum muda, anak-anak muda yang datang dari seluruh Nusantara.
Lebih lanjut Dr. H. Rendi Susiswo Ismail menyampaikan, dihadapan ribuan mahasiswa Uniba dan ratusan pelajar agar memahami dengan benar, bahwa kalau tidak ada komitmen, keteguhan, kebulatan tekad dengan Sumpah Pemuda itu, maka diyakini, bahwa Nusantara ini masih berada di tangan penjajah. “Kita bangga dengan kesadaran para pemuda kala itu untuk bisa melepaskan diri dari penjajahan. Dengan membangun kekuatan bersama, dengan menyatakan satunya tanah air. Satunya bangsa dan satunya bahasa,” ujar Dr. H. Rendi Susiswo Ismail.
Untuk itu, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail menyampaikan, bahwa kewajiban rakyat Indonesia pada saat ini adalah menjaga kebulatan tekad, agar Bangsa Indonesia terjaga sebagai negeri Indonesia yang utuh, yang solid, yang tegak lurus, sebagaimana yang dulu menjadi komitmen para pemuda di tahun 1928 silam.
Saat ini, Indonesia sering dihadapkan dengan ujian-ujian yang sangat luar biasa, jatuh bangun pemerintahan. Namun itu semua tidak menggoyahkan konsistensi bangsa Indonesia, komitmen bangsa Indonesia, kecintaan bangsa Indonesia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk itu, Dr. Rendi Susiswo Ismail menghimbau untuk selalu mengenang sejarah. Sebab banyak bangsa-bangsa lain yang awalnya membangun komitmen, membangun kebersamaan, membangun keutuhan, untuk berdiri tegak sebagai suatu bangsa. Namun sangat disayangkan bangsa tersebut luluh lantak, tercabik-cabik, terpecah belah. Dan ini sudah terjadi di beberapa negara di dunia ini. “Bahkan mereka saling berhadap-hadapan sebagai musuh, padahal awalnya mereka satu bangsa,” ujar Dr. H. Rendi Susiswo Ismail.
Dr. H. Rendi Susiswo Ismail mengingatkan, bahwa bangsa ini, negara ini, dibentuk dan didirikan dengan latar belakang perbedaan. Berbeda suku, agama dan ras. Untuk itu, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail berpesan agar bangsa ini menjaga persatuan dan kesatuan yang sudah dibangun sejak peringatan Sumpah Pemuda, sebagai tonggak sejarah berdirinya Negara Indonesia.
Menurutnya, dinamika politik global saat ini memang menghadapi situasi yang tidak baik-baik saja. Seperti di negara bagian Eropa, sekarang terjadi peperangan yang sangat luar biasa, yang dulu satu bangsa, namun kini mereka terpecah. Begitu juga di Timur Tengah, yang satu ras, satu bahasa, tapi mereka tidak bisa menjaga persatuan dan kesatuan yang baik. Sehingga mereka sekarang pada posisi yang saling berhadap-hadapan.
Selanjutnya, sebagai Bangsa Indonesia, yang sampai dengan saat ini masih tetap bisa merawat persatuan dan kesatuan. Untuk itu, di momen peringatan Sumpah Pemuda ini, setelah 96 tahun, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail mengajak untuk mencintai bangsa ini, cintai negeri ini dan bangsa ini dan harus berkomitmen kuat untuk merawat bangsa ini dengan sebaik-baiknya.
“Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda Ini, saya menghimbau agar senantiasa memelihara dan menjaga dengan kesadaran yang tinggi untuk senantiasa mengedepankan kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan untuk tetap terjaganya Negera Kesatuan Republik Indonesia yang sama-sama kita cintai ini,” pungkasnya disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta upacara.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN