BALIKPAPAN—Rendi Institute bekerja sama dengan Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan menggelar lomba Hadroh dan Rabbana yang dilaksanakan di Kampus Universitas Balikpapan, Jumat-Sabtu (25-26/08/2023).
Pada Lomba Hadroh dan Rabbana ini berlaku dikalangan pelajar dan umum dengan total peserta sebanyak 34 kelompok. Ketua Panitia lomba, Nurcholis mengatakan, kegiatan lomba Hadroh dan Rabbana yang digelar sekota Balikpapan ini akan berlangsung mulai Jumat pagi hingga Sabtu malam.
Lebih lanjut, Nurcholis menyampaikan, bagi para pemenang, akan mendapatkan hadiah, berupa uang, piala dan juga sertifikat. Kegiatan ini juga sengaja digelar karena masih dalam suasana peringatan HUT Kemedekaan Republik Indonesia ke 78. “Tujuan kami awalnya untuk pelajar, supaya Hadroh ini setidaknya bisa menjadi ekstra kurikuler di seluruh sekolah, sehingga shalawat ini bisa membumi di Balikpapan. Namun belakangan peserta dari umum juga ada yang mendaftar,” ujar Nurcholis.
Hadir pada acara pembukaan kegiatan ini diantaranya Direktur Rendi Institute yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. MH., Seluruh pengurus PCNU Kota Balikpapan, perwakilan dari Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Balikpapan dan Budi Mulyono selaku Kabag Kesra Sekdakot Balikpapan yang mewakili Wali Kota Balikpapan yang berhalangan hadir.
Direktur Rendi Institute Dr. H. Rendi Susiswo Ismail dalam beberapa kata sambutannya menyampaikan, Beliau sangat berterimakasih dan bersyukur atas terselenggaranya kegiatan ini, karena Beliau bisa bertemu dan bersilaturahmi oleh seluruh pengurus PCNU Kota Balikpapan.
Menurut Dr. H. Rendi Susiswo Ismail, bahwa dirinya dengan Nahdatul Ulama itu, kalau boleh digambarkan bahwa diseluruh instrument di tubuh Rendi Ismail itu adalah Nahdatul Ulama. Karena sejak Beliau lahir dan terdidik sampai di bangku SMP hidup di kalangan Nahdatul Ulama. “Dan yang mengajari saya saat SMP adalah orang NU tulen. Bukan NU-NU-an,” ujar Rendi Susiswo Ismail disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang hadir.
Lebih lanjut Rendi menyampaikan, bahwa Kakeknya yang mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan persoalan-persoalan keagamaan dan keIslaman. Bahan Rendi sempat diajarkan huruf Arab Jawi. Beliau belajar walaupun dikulitnya ada Kitab Kuning juga belajar dari Kakeknya Rendi Susiswo Ismail. “Namun karena kebetulan nasib yang kemudian, mau tidak mau saya harus melanjutkan studi di SMA Muhammdiyah. Sehingga orang mengira saya adalah orang Muhammadiyah,” ujarnya.
Rendi kembali melanjutkan, soal nilai-nilai, faham dan lain sebagainya, di samping sang kakek dan juga ayah beliau juga orang dari Syarikat Islam. Dan berkaitan dengan keluarga Beliau, karena NU lah yang menyelamatkan seluruh keluarga Rendi kala itu. “Ketika peristiwa Tahun 1965, itu keluarga kami tidak menjadi target operasi di keluarga kami, saat gerakan pembersihan terhadap PKI kala itu, di kawasan Penajam kala itu,” imbuhnya.
Rendi berharap agar menjadi bagian keluarga besar Nahdatul Ulama yang sama-sama membesarkan Al Islam lewat Nahdatul Ulama. Dan ke depan, kegiatan semacam ini, bisa berjalan tiap tahun dan bisa dilaksanakan di Kampus Universitas Balikpapan. “Bisa saja nanti pialanya, piala bergilir UNIBA – NU. Piala bergilirnya yang diperbutkan adalah piala UNIBA – NU. Namun kalau NU mau melaksanakan sendiri di Uniba, silahkan saja, saya akan dukung. Tetapkan saja nanti, kapan acaranya akan dilaksanakan,” pungkasnya.
Usai menyampaikan kata sambutan, acara dilanjutkan dengan pemukulan gendang rebana secara bersamaan yang dilakukan Dr. H. Rendi Susiswo ismail, Kabag Kesra, Perwakilan dari Kantor Kementrian Agama Kota Balikapapan dan seluruh pengurus PCNU Kota Balikpapan.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN