Rektor Uniba Menjadi Narasumber Pada Diskusi Gema Kebangsaan IKN Nusantara


BALIKPAPAN—Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Gema Kebangsaan “Urun Pikir Masyarakat Kalimantan Timur” terkait dengan IKN Nusantara yang dilaksanakan di Conference Room Kampus Uniba, Selasa (27/12/2022).

Acara diskusi ini dipandu oleh Sumarsono yang juga wartawan senior dari Harian Tribun Kaltim dan selain dihadiri oleh Rektor Uniba, juga hadir sebagai narasumber Margareta Seting Beraan selaku Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalimantan Timur, Yustinus Sapto Hardjanto selaku perwakilan budayawan dan pegiat komunitas studi silang budaya dan Direktur Nomaden Institute For Cross Cultural Studies dan hadir pula secara daring Dr. Ir. Hetifah selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI. Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah dosen Uniba, para praktisi lingkungan, sejumlah LSM lingkungan dan beberapa tokoh dari berbagai latar berlakang.

Tampil sebagai narasumber yang pertama adalah Rektor Uniba, di hadapan sejumlah peserta Rektor Uniba menyampaikan kondisi terakhir yang ada di IKN Nusantara. Menurutnya, IKN itu tidak lagi membahas jadi atau tidaknya pembangunannya. Sebab saat ini sudah dibentuk sejumlah direktur untuk menunjang dan membantu sejumlah deputy di IKN yang sudah ada. Artinya mereka sudah akan bekerja untuk melakukan sejumlah hal.

Lebih lanjut Rektor Uniba menyampaikan, saat ini IKN sudah mulai dibangun dengan diturunkannya anggaran oleh Pemerintah. Di mana IKN ini ada sejumlah tahapan pembangunan yaitu 2022 – 2024 ini adalah tahap 1. Lalu tahun 2025 – 2029 itu tahap ke 2. Kemudian 2030 – 2034 tahap 3. Lalu tahun 2035 - 2039 tahap 4. Dan tahun 2040 – 2045 adalah tahap 5. Untuk tahap 1 dana yang digelontorkan oleh Pemerintah sebesar 4,2 Triliyun Rupiah. Dana ini sudah turun dan telah berjalan sejumlah proyek. Istana sudah mulai dibangun, menurutnya, Beliau bisa membayangkan mungkin suatu saat Istana Negara yang ada di Sepaku ini menjadi Istana Negara tercantik dan terluas di dunia karena memiliki luas lahan 100 hektar. Ditambah dengan fasilitas-fasilitas penunjang berbasis hutan.

Saat ini juga di IKN perumahan Menteri sudah dibangun, anggarannyapun sudah disiapkan. Dan para pekerja yang akan membangun Istana Negara dan perumahan Menteri tersebut tempat tinggalnya sedang dalam proses pembangunan dan sudah hampir selesai. Dan diperkirakan 20 Januari 2023 nanti perumahan para pekerja ini sudah selesai pengerjaannya. Saat ini jumlah pekerja di IKN mencapai 300 orang dan siap menempati perumahan yang akan selesai pada Januari mendatang. Dan di bulan Januari ini juga akan datang sekitar seribu atau dua ribu pekerja yang akan datang dan menempati perumahan yang sudah dibangun dan siap untuk dihuni tersebut.

Jika dihitung dari tahun 2023 hingga tahun 2045 maka membutuhkan waktu selama 22 tahun membangun IKN tersebut. Untuk itu pembangunan IKN dilakukan secara bertahap. Begitu pula dengan dampak sosial yang perlu dipertimbangkan, maka akan dibangun fasilitas pelengkap, fasilitas olahraga serta fasilitas lainnya.

Rektor Uniba sempat mengutip apa yang telah dikatakan Presiden Joko Widodo pada bulan Februari lalu, Presiden mengatakan bahwa IKN ini adalah tranformasi menuju Indonesia Maju. Momen Indonesia Maju ini dibreakdwon oleh sejumlah tim ahli, khususnya Bappenas, Indonesia Maju itu didefenisikan sebagai kota dunia untuk semua. Dalam hal ini ada tiga tujuan, yang pertama membangun kota yang berkelanjutan. Kedepan IKN itu adalah kota hutan atau green city. Yang ke dua, IKN ini adalah menjadi penggerak ekonomi nasional dan yang ke tiga adalah sumber indentitas nasional. “Jadi, Pak Jokowi bilang, ini bukan jawa centris, akan tetapi Indonesia centris. Karena penduduk di Kalimantan Timur adalah hitrogen,” ujar Rektor Uniba.

Menurut Rektor Uniba, area IKN itu sangat luas. Bahkan jika dibandingkan dengan Jakarta sangat tidak ada apa-apanya. Jaraknya saja itu sekitar 256 ribu hektar. Kemudian lautnya sekitar 68 ribu hektar. Sementara Jakarta, darat dan lautnya saja hanya 72 hektar. Dan di pusat pemerintahan di IKN luasnya mencapai 6.671 hektar. Jadi sedikit saja yang dibangun untuk sementara 671 hektar. Dan dari keseluruhan luas IKN itu, 80% adalah milik negara. “Sedangkan sisanya sedang dalam proses pembagian dan kemarin tujuh puluh lima persen sudah menyetujui,” papar Rektor Uniba.

Beliau memiliki konsep, masyarakat yang tanahnya masuk Kawasan IKN, kalau bisa anak anak pemilik tanah itu dikuliahkan dan diberi beasiswa. Begitu pula di tahun 2023 yang akan datang, ada 5.700 prajuritpersonil TNI yang pindah ke IKN. Dan untuk tahap pertama ada 15.000 ASN yang akan dipindahkan ke IKN Nusantara. Bersamaan itu pula pembangunan IKN akan terus berjalan secara terus menerus.

Dipenghujung paparannya, Rektor Uniba menyampaikan, di Kaltim ini kurang air tanah, namun Tuhan memberi rahmat dengan air hujan yang melimpah. Makanya konsep ini adalah spot city, yaitu mengumpulkan air kemudian penaggulangan banjir. Kenapa demikian, karena air ini sudah ada penelitiannya, di mana Rektor Uniba sempat bersama kementrian PUPR, bahwa air yang ada di IKN itu adalah air bersih bukan air jernih. “Itu Mentri yang ngomong seperti itu ke saya,” pungkas Rektor Uniba.   

Usai memberikan paparannya, acara dilanjutkan dengan pemberian buku kepada 2 nara sumber yang lain. Buku hasil karya Rektor Uniba tersebut berjudul “IKN Nusantara Dari Pakunagara Untuk Indonesia dan Dunia” yang diserahkan langsung oleh Rektor Uniba kepada 2 narasumber yang lain, yaitu kepada Margareta Seting Beraan dan Yustinus Sapto Hardjanto. Kemudian acara dilanjutkan dengan momen foto bersama.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN