Rektor Uniba Menjadi Narasumber Dihadapan Pengurus BEM Sejumlah Perguruan Tinggi di Balikpapan


BALIKPAPAN—Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. M. Isradi Zainal, M.T., M.H., M.M., DESS., M.K.K.K., IPU tampil sebagai narasumber pada acara talkshow inspiratif dengan tema “Wujud Pemuda Dalam Mendukung Pembangunan IKN Nusantara” yang digelar di conference room Kampus Universitas Balikpapan, Kamis (06/04/2023).

Acara ini diprakarsai oleh Forum Muda Inspiratip Balikpapan (FMIB) yang anggotanya diantaranya adalah Ketua BEM Universitas Balikpapan Agung Syahrir bersama seluruh anggotanya. Turut pula hadir ketua dan pengurus BEM dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Balikpapan. Diantaranya dari Politeknik Balikpapan, Institut Teknologi Balikpapan, STT Migas, Universitas Mulia, Universitas Tri Darma serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan.

Agung Syahrir selaku Ketua Hipmi PT Balikpapan dalam sambutannya mengatakan perpindahan IKN ke Kaltim merupakan anugerah khususnya bagi pemuda, karena dengan adanya IKN banyak sekali peluang yang bisa dapatkan disana. Dari peluang bekerja sampai dengan peluang usaha.  Tapi, menurut Agung, sebagai pemuda harus meningkatkan skill yang kita miliki dengan cara mengikuti pelatihan yang diadakan otorita maupun pemerintahan. Karena bisa kita pastikan kompetitor kita dari luar pasti banyak dan memiliki soft dan hard skill yang sangat bagus. Dalam pembangunan IKN ini kita juga harus fokus dalam pengembangan SDM yang ada di Kalimantan Timur khususnya kepada pemudanya.

Setelah memberikan kata sambutannya, acara dilanjutkan dengan acara inti, yaitu materi yang disampaikan oleh Dr. Ir. Iradi Zainal. Menurutnya Forum Muda Inspiratif Indonesia (FMIB) ini terbilang keren dan patut diacungi jempol. Beliau juga berharap dengan adanya FMIB ini agar apa yang dipikirkan, apa yang bisa dilakukan, apa yang dihasilkan, benar-benar membuat inspirasi buat semua orang.

Menurutnya, cara untuk menjadi pemuda inspiratif menurut Rektor Uniba adalah harus banyak membaca, memperbanyak diskusi dan kajian. Sehingga apa yang disampaikan, apa yang dipaparkan, apa yang akan dihasilkan itu bermanfaat bagi orang lain. “Semua tokoh-tokoh Indonesia di zaman mudanya merupakan pemuda-pemuda inspiratif. Sehingga menjadikan mereka sosok yang bisa menjadi panutan. Apa yang mereka katakan diikuti. Dan apa yang mereka sampaikan itu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Saya berharap, teman-teman juga demikian,” ujar Rektor Uniba.

Lebih lanjut Rektor Uniba menyampaikan, terkait dengan IKN Nusantara, beliau mempenalkan diri, bahwa bila bicara secara skala Indonesia, maka Beliau adalah salah satu yang terdepan untuk mengawal IKN. Dan jika dibahas juga, orang yang paling sering ke IKN, maka beliaulah yang paling sering datang ke IKN. Dan beliau tahu perkembangan serta proses pembangunan IKN itu dari awal hingga saat ini.

Menurut Rektor Uniba, pemindahan IKN ini bukan karena Pak Jokowi. IKN pindah itu sudah ada sejak Presiden Soekarno. Di mana Presiden Soekarno ingin sekali ibu kota Indonesia itu berada di tengah-tengah Indonesia. Kemudian di zaman Presiden Soeharto, juga pernah mau memindahkan Ibu Kota Negara. Karena menurut Presiden Soeharto Jakarta itu sudah semerawut. Begitu pula di zaman Presiden Susilo Bambang Yudoyono juga sempat mau memindahkan Ibu Kota Negara, ada dua opsi, di Jawa atau di luar Jawa. “Artinya apa, secara pandangan politik, hampir semua pemimpin di Indonesia sudah ada rencana untuk memindahkan Ibu Kota Negara,” ujar Rektor Uniba.

Rektor Uniba melanjutkan, menurutnya kepindahan Ibu Kota Negara itu merupakan keharusan sejarah. Sebab berdasarkan hasil penelitian dari UGM, dari badan dunia atau pemimpin dunia, Jakarta itu akan tenggelam suatu saat karena mengalami penurunan tanah setingggi 4cm pertahun. Inilah salah satu sebab, mengapa Ibu Kota Negara harus dipindahkan.

Untuk memindahkan Ibu Kota Negara tersebut, menurut Rektor Uniba, ketika dicari sejumlah kriteria dari beberapa tempat yang ada di Indonesia, dengan menilai resiko bencana minimal, lokasi strategis di Indonesia. Dan dari hasil kriteria tersebut, Kalimantan Timurlah yang pantas untuk dijadikan Ibu Kota Negara. Beliau juga menyampaikan, sampai dengan saat ini, jika dipresentase, 90% warga Indonesia setuju, IKN itu pindah ke Kalimantan Timur. “Yang tidak setuju hanya orang yang tidak mengerti dan tidak membaca atau yang tidak pernah ke IKN,” kata Rektor Uniba.

Di awal IKN digaungkan, Rektor Uniba adalah Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Kaltim dan Kalimantan. Kemudian Sekjen tetap Dekan Teknik seIndonesia. Kemudian salah seorang yang ditanya yang berkaitan dengan teknik, layak tidak Kecamatan Sepaku menjadi Ibu Kota Negara. Bisa tidak bangunan itu didirikan di Kawasan tersebut. Itu pertanyaan kepada salah seorang insinyur. Kemudian Rektor Uniba mengkaji dan berdiskusi dan sebagai Sekjen Dekan Teknik Indonesia, bersama Prof Nizam yang saat ini menjadi Dirjen Dikti. Tanggal 26 Agustus pagi Pak Presiden menyatakan pindah, maka Rektor Uniba langsung kaji, kebetulan Beliau berada di Bali waktu itu bersama Dekan Teknik seIndonesia. Bahkan semua guru besar dari seluruh Indonesia turut membahas pemindahan IKN tersebut. Kesimpulannya apa? Dari pemindahan IKN, ini asosiasi pertama di Indonesia dan sempat mensosialisasikan ke mana-mana termasuk Persatuan Insinyur Indonesia. Jadi Informasi pertama terkait IKN banyak Rektor Uniba dapatkan. Karena kebetulan Dirjen Cipta Karya itu adalah Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia. “Kesimpulannya adalah no choice, bahwa Jakarta harus dipindahkan, maka didapatlah Kecamatan Sepaku yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara. Menurut Rektor Uniba, posisi IKN itu jika digaris dari Sabang sampai Merauke, itu titik nol tepat berada di Kecamatan Sepaku,” kata Rektor Uniba.

Rektor Uniba juga berharap, agar anak anak muda di sini banyak berperan. Tapi caranya adalah kembangkan kemampuan intelektual. Untuk itu Beliau berharap agar warga lokal diberi tempat agar bisa terlibat langsung di dalam pembangunan IKN. Keputusan pemindahan IKN itu merupakan keputusan jenius. Karena suka atau tidak suka, secara ilmiah Jakarta itu layak dipindahkan dalam segi pemerataan. Untuk diketahui, penduduk di Jawa mencapai 120 juta jiwa, sementara di Kaltim tidak sampai 4juta, hanya 3,77juta jiwa saja. Begitu pula dengan potensi sumber daya alam di Kaltim sangat besar.

Diakhir materi yang disampaikan Rektor Uniba, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Salah satu peserta bernama Rustam dari Universitas Tri Darma mengajukan pertanyaan, mengapa pekerja di IKN lebih mengutamakan pekerja diluar Kaltim? Dengan tegas Rektor Uniba mengatakan, bahwa Kita harus menyiapkan SDM yang ada di Kaltim agar bisa bersaing dengan SDM yang berasal dari luar kaltim. Dengan cara melakukan pelatihan dan melakukan edukasi terhadap SDM sekitar. “Banyak yang senang dengan perpindahannya IKN ini. Tapi kami warga Kaltim, khususnya Balikpapan ingin keterlibatan kami di IKN tersebut. Jangan sampai kami orang Kaltim hanyak menjadi penonton dan tidak bisa berperan banyak dalam pembangunan IKN itu nantinya,” pungkas Rektor Uniba.

Rektor Uniba berpesan kepada seluruh peserta, agar pemuda hari ini harus betul betul berperan dalam pembangunan IKN, karena kaum pemudalah yang lebih banyak memiliki pemikiran pemikiran baru yang mampu menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa. Pemuda juga harus betul betul meningkatkan kapasitas mereka hingga nanti mampu bersaing dari proses pembangunan IKN sampai dengan berdirinya IKN.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN