Ratusan Civitas Akademika Uniba Ikuti Kuliah Umum Fadel Muhammad


BALIKPAPAN—Wakil Ketua MPR RI Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad menjadi pembicara pada kuliah umum dengan  tema “Pokok-pokok Haluan Negara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI” yang digelar di conference room Kampus Universitas Balikpapan, Kamis sore (21/09/2022).

Hadir pada kuliah umum itu diantaranya Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH,. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. H. Isradi Zainal. Seluruh Wakil Rektor, para Dekan, Ketua Program Studi, Dosen dan ratusan mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di Universitas Balikpapan.

Di hadapan ratusan peserta Rendi Susiswo Ismail dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas berkenannya Fadel Muhammad yang bisa hadir untuk memberikan kuliah umum dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua MPR RI. Rendi juga menyampaikan setelah ditetapkannya IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, tentu Balikpapan menjadi Kawasan strategis sebagai penyangga IKN. Ini merupakan  peluang besar yang luar biasa dan yang tidak kalah penting adalah kesiapan Uniba dalam rangka mempersiapkan SDM yang bisa memenuhi kualifikasi dan kompetensi tentang kebutuhan SDM yang ada di daerah ini, khususnya berkaitan dengan pembangunan IKN. “Oleh karenanya, kehadiran Habib Fadel Muhammad pada hari ini bagi kami sangat luar biasa dan juga mudah-mudahan bisa memberikan kita suportif dan dukungan atas eksistensi Universitas Balikpapan. Sebab kami bertekad menjadikan Universitas Balikpapan menjadi World Class University yang bisa kita wujudkan di kampus Universitas Balikpapan,” ujar Rendi Susiswo Ismail.

Sementara itu, Rektor Uniba Dr. Ir. H. Isradi Zainal dalam sambutannya mengatakan, dirinya mengaku surprise atas kesediaan Fadel Muhammad untuk hadir di kampus Universitas Balikpapan dalam rangka memberikan kuliah umumnya. Beliau juga menyampaikan, Fadel Muhammad pernah menjadi Gubernur Gorontalo dan mendirikan Universitas Gorontalo. Dan Fadel Muhammad juga pernah menjadi menteri dan saat ini menjadi Wakil Ketua MPR RI. “Dan semua kenal siapa beliau. Dan hari ini kehadiran beliau di kampus ini dikawal dengan turunnya hujan. Ini pertanda beliau akan membawa kebaikan di kampus kita ini,” ujar Isradi disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh peserta sore itu.

Usai memberikan sambutan, acara masuk ke acara inti, yaitu kuliah umum yang disampaikan oleh Fadel Muhammad. Di hadapan seluruh peserta Fadel menyampaikan beberapa pesan bahwa pendidikan adalah kebutuhan bagi semua manusia. Beliau menyampaikan sejak tamat sekolah dan mengabdi di masyarakat beliau selalu memberikan perhatian kepada dunia pendidikan. Karena Fadel berpendapat bahwa seseorang itu akan berhasil dan sukses, kalau seseorang itu memiliki pendidikan yang cukup. “Tidak ada orang yang berhasil tanpa melalui pendidikan. Kalaupun  ada itu karena faktor kebetulan, satu dari sekian puluh orang,” ujar Fadel Muhammad.

Pada kesempatan itu, Fadel membawa materi tentang Pokok-pokok Haluan Negara yang nanti seluruh materi ini akan diserahkan kepada Rektor Uniba untuk kemudian dikaji dengan tim lalu memberikan masukan kepada MPR RI. Menurutnya, kuliah umum ini suatu kehormatan untuk mengajukan materi yang dibuatnya kepada Universitas Balikpapan untuk memberikan juga masukan-masukan. Dulu zaman Orde Baru saat Pak Soeharto menjadi presiden, kita mengenal GBHN. Namun ketika reformasi terjadi tahun 1998, GBHN itu tidak ada lagi. Maka akibatnya, saat ini terasa, kita punya uang banyak untuk pembangunan. Tetapi pembangunan itu tidak sinergi, tidak sambung antara tingkat nasional dengan tingkat daerah. “Tingkat nasional, presiden dan wakil presiden punya visi dan misi sendiri. Gubernur, bupati dan walikota semua itu punya visi dan misi sendiri. Akibatnya simpang siur. Apa yang terjadi? Pembangunan tidak lagi bersinergi,” kata Fadel Muhammad.

Menurutnya bangsa ini perlu dikuatkan, yang pertama adalah Pancasila sebagai idiologi bangsa. Yang ke dua adalah UUD 1945. Yang ke tiga adalah NKRI. Fadel tetap berpegang pada NKRI, agar tetap bersatu sejak bangsa ini merdeka, jangan sampai terpecah-pecah. Dan yang ke empat adalah Bhineka Tunggal Ika. Inilah 4 hal yang merupakan pondasi dari Bangsa Indonesia yang disebut dengan 4 pilar. “Ke mana-mana kita selalu meminta kepada masyarakat menjaga dan mempertahankan hal ini,” ujarnya.

Fadel juga menyampaikan, saat bertemu Pak Rendi, beliau baru tahu, kalau keduanya ada hubungan keluarga meskipun agak jauh. Beliau merasa gembira saat berada di Kampus Universitas Balikpapan. “Saya sampaikan juga ke Pak Rendi, saat ke Jakarta, jangan lupa mampir ke senayan. Kebetulan juga, Menteri Pendidikan sekarang teman baik yang saya kenal sejak kecil. Sehingga apa-apa yang dibutuhkan untuk Universitas Balikpapan, anggaplah saya sebagai salah satu perwakilan Uniba di Jakarta,” ujar Fadel disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang hadir sore itu.

Di hadapan peserta yang hadir, Fadel mengungkapkan tentang sejarah hidupnya. Bahwa 40 tahun yang lalu saat kuliah di ITB, sama sama memiliki spirit dan semangat seperti para mahasiswa Uniba saat ini. Saat kuliah di ITB, sebagai putra Gorontalo yang lahir di Ternate dan berasal bukan dari kalangan orang kaya. Fadel mengatakan, saat kuliah di ITB itu berjuang sendiri hingga selesai dan dilantik pada tahun 1978. Ketika di ITB, Fadel termasuk salah seorang aktivis yang saat itu bernama Dewan Mahasiswa ITB kala itu, yang dikenal saat ini adalah BEM.

Selama di ITB, Fadel termasuk mahasiwa yang rajin untuk belajar dan pada tahun 1975 pernah ditetapkan sebagai mahasiswa teladan di ITB. Dan setamatnya dari ITB, beliau bersama teman-temannya, salah satunya Muhammad Kalla, yang juga adik kandung dari Wapres Yusuf Kalla. Dari ITB ada 8 orang temannya untuk membuat bengkel. Lama-lama menjadi pabrik. Alasan untuk membuat bengkel kala itu menurut Fadel, kenapa saat itu banyak barang impor yang masuk ke Indonesia. Kenapa bukan bangsa sendiri yang membuatnya. Ia menceritakan saat itu membuat ruangan sebesar ruang conference room Uniba ini, luas tanahnya 4000 meter persegi waktu itu, yang kalau hujan selalu banjir. Ruangan itu beliau sebut ruang sontek atau ruangan menyontek. Artinya, barang-barang dari luar negeri didatangkan dan dibongkar di ruangan tersebut. Lalu dibuatlah barang yang sama persis. “Kita bikin beberapa macam produk, satu diantaranya adalah garbarata, yang biasanya digunakan di bandara. Itupun adalah hasil karya saya,” ujar Fadel Muhammmad disambut riuh tepuk tangan peserta.

Fadel juga memiliki beberapa hak patent, diantaranya Astro Mixim Plan, Tracing Plan dan beberapa lainnya. Dan dirinya lama sekali di PT Bukaka hingga perusahaan tersebut memiliki tujuh ribu orang. Ia bikin sampai perusahaan tersebut menjadi besar dan go publik. Namun di waktu yang sama, pada tahun 1998 Beliau masuk di Partai Golkar, yang saat itu para pengusaha-pengusaha sukses disuruh masuk Golkar. Saat itu Fadel diminta, karena waktu itu Gorontalo pecah dari Sulawesi Utara. Dan Fadel diminta untuk menjadi gubernur Gorontalo. Sebenarnya beliau sempat menolak tawaran menjadi gubernur di Gorontalo, karena Beliau sudah hidup senang di Jakarta. Sudah memiliki rumah dan mobil bagus. Kemudian ke luar negeri dengan fasilitas first class. “Waktu saya hidup senang. Namun ibu saya, ayah saya mengatakan, kamu sekarang sudah punya semua. Anak anak kamu sudah punya semua. Orang di Gorontalo itu banyak yang miskin. Kasian mereka. Akhirnya saya terpanggil, saya kembali ke Gorontalo untuk mengabdi untuk menjadi gubernur dan tinggal di rumah yang sangat sederhana. Naik mobil kijang,” imbuhnya.

Ketika masih menjabat sebagai Gubernur Gorontalo, Fadel menyempatkan diri untuk kembali kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengambil program doktoral di jurusan Local Government. Beliau membuat tesis bahwa pemerintah daerah ini harus dirombak pola pikirnya, yaitu entrepreneur government. Bahwa entrepreneur government itu adalah pemerintah tidak saja menghabiskan APBDnya. Akan tetapi APBD menjadi modal untuk mengembangkan yang lain-lain. Jadi seorang kepala daerah diharapkan menjadi seorang entrepreneur government dalam mengembangkan anggaran.

Di zaman Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Fadel sempat diberikan amanat sebagai menteri kelautan dan perikanan. Saat itu Fadel ingin meningkatkan budi daya ikan dengan cara memindahkan anggaran untuk budi daya ikan. Sebab beliau berpendapat, kalau nelayan bertahan di laut itu, itu pasti ada saja ombak, ada badai, ada hujan dan lain-lain. Namun kalau budi daya ikan itu justru lebih gampang dan Fadel juga sempat membuat budi daya rumput laut kala itu. Kala itu kenaikan budi daya ikan mencapai 353 persen. “Sampai hari ini tidak ada yang bisa melewati seperti posisi di zaman saya saat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Bahkan, saya siapkan anggarannya, apabila bupati, gubernur, menaikan produksi mereka dengan skala tertentu, maka akan saya berikan insentif,” kenang Fadel Muhammad.

Setelah menjadi Gubernur Gorontalo, beliau terpilih sebagai anggota DPR RI di Komisi 11. Dan saat yang sama Beliau sempat mengajar di Universitas Brawijaya. Karena di Universitas Brawijaya ada Fakultas Ilmu Adminitrasi Pemerintahan. Sehingga sejak itu Fadel fokus pada global government. Dan saat mengajar di Brawijaya Beliau dinobatkan sebagai guru besar dan menyandang gelar Profesor dari Universitas Brawijaya. Dan hingga kini Fadel masih aktif di Brawijaya. “Tadi sebelum berangkat pagi-pagi, masih bicara dengan mereka untuk membuat acara lagi di Brawijaya. Dan saya selalu mengajar di Brawijaya, Gajah Mada dan beberapa perguruan tinggi lain, untuk memberikan kuliah seperti ini, yang sifatnya umum,” kata Fadel Muhammad.

Dipenghujung kuliah umumnya, Fadel menyampaikan, bahwa kesuksesan adalah sebuah perjalanan. Begitu pula keberhasilan adalah sebuah perjalanan. Beliau berpesan agar tidak boleh mengatakan bahwa saat kuliah di Universitas Balikpapan setelah tamat dianggap selesai. Menurutnya itu tidaklah tepat. Sebab setelah menyandang gelar sarjana, para mahasiswa ini mulai masuk menjadi anggota masyarakat. Mulai membuka lapangan kerja baru atau bekerja. Sesudah itu harus terus berkarya dan jangan sampai mengatakan cukup setelah mendapatkan apa yang diharapkan. Beliau berpesan agar terus berjuang dan tidak boleh berhenti untuk belajar. Menurutnya keberhasilan seseorang di mata masyarakat apabila yang bersangkutan bermanfaat bagi banyak orang.

Usai memberikan kuliah umumnya, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, penyerahan plakat dari Rendi Susiswo ismail dan dari Isradi Zainal kepada Fadel Muhammad dan diakhiri dengan momen foto bersama.

 

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN