BALIKPAPAN—Bagi kalangan akademisi, khususnya Teknik Sipil, siapa yang tidak mengenal dengan Profesor ATM atau Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, MT., IPU, yang merupakan Guru Besar Fakultas Teknik Sipil Universitas Gajah Mada. Beliau sengaja hadir ke Uniba dalam rangka menghadiri Workshop Penerapan Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi Berbasis Teknologi Digital yang digelar di conference room Kampus Universitas Balikpapan, Kamis (19/01/23).
Pada kesempatan ini, Prof ATM sempat meluangkan waktunya untuk diwawancarai. Dalam wawancara bersama Prof ATM yang saat ini menjabat sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Teknik Sipil di Universitas Gajah Mada itu menyampaikan, bahwa beliau saat ini sudah Golongan IV E lima belas tahun yang lalu. Dan saat ini beliau diminta untuk membantu di Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Badan Kejuruan Sipil. Namun dalam segi kegiatan yang lain, beliau juga salah satu komisioner atau pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi di Kementrian PUPR, yang menangani tentang regristrasi badan usaha, regristrasi asosiasi profesi, regristrasi tenaga kerja kontruksi Indonesia, regristrasi tenaga ahli tenaga bangunan, regristasi penanganan badan usaha, regristrasi NSP dan LSBU. Selain itu Prof ATM juga menagani Akreditasi Asosiasi Badan Usaha dan Akreditasi Asosiasi Profesi.
Kemudian, Prof. ATM juga menangani penyetaraan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, penilaian tenaga ahli, kegagalan bangunan, menangani juga tentang pengembangan keprofesian bagi para pemegang sertifikat kompetensi kerja kontruksi Indonesia.
Selain itu Prof. ATM juga memiliki wewenang untuk memberikan rekomendasi lisensi bagi LSP dan memberikan lisensi bagi LSBU. LSP itu Lembaga Sertifikasi Profesi. Kalau LSBU itu adalah Lembaga Sertifikasi Badan Usaha. “Itulah yang kami lakukan untuk memanej, meletakan kepada proposional kejujuran, kebenaran dan transparansi sertifikasi kompeten, bagi tenaga kerja kontruksi Indonesia dan bagi badan usaha jasa kontruksi,” ujar Pror. ATM.
Terkait dengan workshop yang dilaksanakan Uniba bekerja sama dengan PII dan PT. Hutama Karya, Prof. ATM menyambut baik atas kegiatan ini, menurutnya, beliau sangat setuju atas adanya perkembangan teknologi yang begitu cepat perkembangannya, di dalam merancang infrastruktur dan mendesain infrastruktur dengan bantuan infrastruktur teknologi, contohnya BIM (Building Information Modeling). Tetapi menurutnya, dengan teknologi tersebut, jangan sampai menjebak mereka ke dalam instan teknologi. Karena, teknologi berkecepatan tinggi itu, kadang-kadang jika lengah, bisa terjebak ke dalam instan teknologi. “Artinya bahwa tidak hanya diajarkan cara mengoperasikan. Tetapi kita juga diajarkan di dalam, mengapa itu diperlukan? Prosesnya bagaimana? Sebenarnya itu yang diajarkan pada workshop yang digelar Uniba hari ini,” imbuh Prof. ATM.
Prof. ATM kembali memaparkan, agar hal ini dikabarkan kepada publik, inilah yang namanya BIM. Beliau berpesan kepada seluruh mahasiswa harus merasa memiliki BIM dan mengenal BIM. Seperti seluruh perangkatnya dan komponennya dikenal. Begitu pula filosopi-filosofi BIM itu diperkenalkan kepada mahasiwa. Setelah itu, lanjut Prof ATM, agar para mahasiswa itu rajin membaca, apa yang telah disampaikan oleh instruktur untuk kemudian memahaminya. “Jadi memiliki, membaca dan memahami dulu. Karena ini filosopi,” ujar Prof. ATM.
Ketika menerapkan, instan tadi masuk namun bekalnya itu sudah kuat lalu menerapkannya. Setelah menerapkan, mahasiswa akan tahu, mengevaluasi diri. Sebab menurutnya, BIM ini cocok di kalangan mahasiswa, sehingga mahasiswa harus belajar BIM.
BIM itu sendiri sebenarnya sudah lama diterapkan di semua sektor. Tidak hanya sektor kontruksi, melainkan semua sektor. Karena BIM itu adalah satu pola berfikir untuk mencari solusi secara cepat. Menurutnya pemahaman BIM ini, untuk sementara ini memang masih dipahami oleh para tenaga ahli yang tentu bergerak dibidang infrastruktur yang paling banyak.
Terkait dengan penerapan BIM ini, menurut Prof. ATM bisa dilakukan di mana saja namun harus ada mediasi. Seperti hari ini yang dilakukan Uniba, di mana medianya adalah PT. Hutama Karya bekerjasama dengan PII dan menjatuhkan pilihan ke Universitas Balikpapan. Menurutnya, perguruan tinggi lain juga menerapkan BIM ini juga.
Menurut Prof ATM, workshop yang dilakukan Uniba ini sangat bagus sekali dan berterimakasih kepada PT. Hutama Karya dan BK Sipil PII. Karena PII menghadapi 4.000 perguruan tinggi yang ada di Indonesia yang memiliki Program Studi Teknik Sipil dan Universitas Balikpapan adalah salah satu yang terpilih.
Lebih lanjut Prof ATM menyampaikan, dengan adanya workshop ini terutama membuat wacana bagi mahasiswa akan faham, bahwa tantangan teknologi di dalam merancang itu tidak hanya cukup faham dengan rumus dan persamaan. Tetapi di sini dikenalkan bagaimana implimentasi dari rumus dan persamaan yang dipelajari itu, yang nantinya ternyata akan menjadi sebuah software, menjadi sebuah IT. Namun, ini sifatnya adalah pembekalan dan kelengkapan. “Tetapi yang diajarkan kampus harus betul-betul mengajarkan filosofi ilmiah dulu. Lalu di semester yang mendekati lulus, BIM inilah yang diperkenalkan kepada mereka,” pungkasnya.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN