Peringati HUT RI ke 77, Uniba Gelar Upacara Bendera


BALIKPAPAN—Dalam rangka memperingati detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Universitas Balikpapan menggelar upacara bendera yang digelar di halaman kampus Uniba tepat pada pukul 08.00 WITA, Rabu (17/08/2022).

Dalam upacara ini, yang menjadi inspektur upacara adalah Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susilo Ismail SE, SH, MH dan yang menjadi Komandan Upacara adalah Hermanto.

Hadir pula pada upacara Peringatan HUT RI kali ini diantaranya, seluruh Wakil Rektor, para Dekan, para Kaprodi, para Dosen dan seluruh staff Universitas Balikpapan ditambah sejumlah perwakilan mahasiswa dari 14 program studi Universitas Balikpapan.

Upacara ini dimulai dengan pengibaran bendera merah putih. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Proklamasi yang dibacakan oleh Rendi Susiswo Ismail. Pembacaan Teks Pancasila yang dibacakan Wakil Rektor Bidang Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni Ir. Rahmat Rusli ST, MT,. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan Pembukaan Undang-undang Dasar Tahun 1945 yang dibacakan oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Merry Krisdawati Sipatuhar, S.Pi, M.Si, Ph.D.

Usai pembacaan Pembukaan UUD 1945, Inspektur Upacara menyampaikan pidatonya. Dalam beberapa pidato yang disampaikannya diantaranya adalah saat ini Bangsa Indonesia memperingati 77 tahun kemerdekaannya. Menurutnya ini bukanlah waktu yang pendek, 77 tahun adalah usia yang cukup matang bagi Bangsa Indonesia. Dan hari ini bangsa Indonesia menginjakan kaki di bumi pertiwi ini usianya sudah 77 tahun. “Kita semua yang hadir dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia hari ini adalah generasi penerus. Generasi yang memiliki tanggungjawab yang besar, untuk bagaimana mampu memanisfestasikan, mewujudkan seluruh cita-cita perjuangan dan perjuangan oleh para pendahulu kita,” ujar Rendi Susiswo ismail.

Dalam pidato yang disampaikan Rendi tanpa teks itu, dalam pidatonya Beliau menyampaikan, perjuangan anak-anak bangsa ketika memerdekaan republik ini kala itu, bukan saja keringat tetapi juga cucuran darah dan air mata. Tentu pengorbanan para pejuang dulu tidak boleh disia-siakan. Untuk itu Presiden Republik Indonesia yang pertama Ir. Soekarno telah memimpin negara ini dan menghantarkan bangsa ini ke dalam suatu kekuatan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Begitu pula dengan Presiden RI berikutnya, yaitu Soeharto yang merupakan Presiden Republik Indonesia yang ke 2. Dengan berbagai macam kekurangan-kekurangannya dan kelebihannya, Presiden Soeharto telah membangun kekuatan bangsa ini, telah membentuk Negara Indonesia menjadi kekuatan kebangsaan yang mampu dikenal oleh dunia.

Lebih lanjut Rendi Susiswo Ismail dalam pidatonya menyampaikan, kemudian selanjutnya ketika proses-proses politik lainnya, termasuk reformasi yang telah melahirkan sejumlah kepemimpinan nasional sampai dengan hari ini, Pemerintahan Republik Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo.

Beliau juga menyampaikan dalam pidatonya, sebagai generasi penerus hal yang paling penting untuk dipahami adalah tanggungjawab warga negara Indonesia untuk benar-benar dengan sungguh-sungguh mewujudkan cita-cita Proklamasi, yaitu tercapainya tujuan kehidupan kebangsaan, tujuan hidup kenegaraan, yang mampu menghantarkan Bangsa dan Negara Indonesia ini menjadi bangsa demi membela negara yang hidup berkemajuan, hidup berkeadilan dan hidup berkesejahteraan.

Oleh karena itu, bangsa ini memikul tanggungjawab yang besar atas keputusan politik tentang ditetapkannya Kabupaten PPU sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, bahwa eksistensi keberadaan Ibu Kota Negara ini yang diharapkan menjadi simpul utama bagi pembangunan Indonesia sesungguhnya yang harus terwujud.

 

Rendi Susiswo Ismail berharap, seluruh civitas akademika Universitas Balikpapan tidak boleh hanya semata-mata menjadi penonton. Ia meminta kepada mahasiswa agar tampil ke depan dan berada di ring 1 dalam proses pembangunan IKN Nusantara. Dan kali ini pemerintah secara politik, kemudian dalam kaitan bermacam-macam kebijakan-kebijkannyapun telah ditunjukan dengan sedemikian rupa. “Sehingga proses pembangunan IKN Insya Allah akan segera terwujudkan,” imbuhnya.

Melalui HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun ini, Rendi mengajak seluruh civitas akademika berkontribusi terbaik dengan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki warga Kaltim harus diperuntukkan untuk kepentingan tidak saja semata-mata bagi diri sendiri, bagi keluarga, bagi institusi apapun, tapi sudah masuk kepentingan masyarakat dan bangsa. Beliau juga berpesan, para mahasiswa harus menunjukan kapasitas dan kemampuannya dalam menjawab berbagai macam tantangan dan hambatan-hambatan yang terjadi, kemudian mengeksplotasi kemampuan mahasiswa untuk menangkap setiap peluang yang ada, sekecil apapun peluang-peluang itu, dalam rangka kepentingan besar agar bagaimana bangsa dan negara ini bisa terlepas dari berbagai macam persoalan-persoalan yang tengah terjadi pada saat ini.  

Dipenghujung pidatonya, Rendi Susiswo Ismail menyampaikan, bahwa Allah akan memberikan rahmat yang sangat luar biasa kepada bangsa ini, agar bangsa ini berfikir jernih dalam melihat kondisi bangsa, baik itu geo politik maupun itu geo strategis. Menurutnya, bahwa tidak ada bangsa yang begitu sangat luar biasa yang dikaruniai Allah seperti Bangsa Indonesia. “Bangsa ini kalau kemudian tidak bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Allah Subhana Wa Ta’ala, sungguh, jangan salahkan kalau kemudian pada akhirnya nanti. Akan dikembalikan dan mencabut Rahmat Allah Subhana Wa Ta’ala,” ujar Rendi Susiswo Ismail.

Ia meminta kepada seluruh civitas akademika, pada posisi dan kapasistas apapun para civitas akademika untuk memberikan yang terbaik. Mahasiswa diminta belajar dengan baik, selesaikan tepat waktu dan kemudian keinginan para mahasiswa untuk maju terus dan berkembang. Begitu pula para saudara-saudara yang dosen juga berikan yang terbaik. Jangan hanya sekedar semata-mata datang ke kampus mentranformasikan ilmu sebatas di bangku kuliah atau di ruang-ruang kelas. “Tapi anda punya tangungjawab, untuk bagaimana kemudian melihat apakah anak didik saya, apakah mahasiswa saya ini, punya kapasistas dan kemampuan, ketika nanti terjun ke dunia kemasyarakatan bisa menyelesaikan berbagai macam hal dan persoalan,” pungkasnya.

 

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN