BALIKPAPAN—Universitas Balikpapan menggelar kuliah umum dengan menghadirkan 3 narasumber, salah satunya adalah Professor dari Chulalongkora University, Thailand, yaitu Assoc. Prof. Dr. Sehanat Prasongsuk, yang digelar di Conference Room, Kampus Universitas Balikpapan, Kamis (3/11/2022).
Selain menghadirkan narasumber seorang Dosen dari Thailand, yang menjadi narasumber adalah Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Dr. Myrna Asnawati Safitri, SH, MA,. Kemudian narasumber berikutnya adalah Plt Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementrian Hukum dan HAM Dr. Dhahana Putra.
Acara Kuliah Umum ini bertemakan “Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam di Lingkungan IKN dan Nusanatara” yang dihadiri ratusan mahasiswa serta hadir pula Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH,. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. H. Isradi Zainal, seluruh wakil rektor, para Ketua Program Studi, sejumlah dekan dan dosen di lingkungan Universitas Balikpapan.
Rektor Uniba menyampaikan, kegiatan ini sengaja digelar dalam rangka kerjasama antara Chulalongkora University, Thailand, dan menjajaki kerjasama tindak lanjut dengan Kementrian Hukum dan HAM, khususnya Dirjen Perundang-undangan. Begitu pula dengan Myrna Asnawati Safitri, supaya Uniba bisa menjadi bagian yang akan membantu IKN, terkait lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Lebih lanjut Rektor Uniba memaparkan, terkait dengan kerjasama antara Chulalongkora University, Thailand, Uniba akan menjajaki terkait forest dan lingkungan hidup dan akan melakukan kerjasama di bidang lingkungan hidup antara Uniba dengan Chulalongkora University.
Pada kesempatan yang sama, Rendi Susiswo Ismail dalam sambutannya mengatakan, kepada para mahasiswa yang hadir pada acara ini merupakan momen yang sangat berharga, karena dihadiri oleh orang-orang penting di negeri ini. Untuk itu, beliau memohon kepada para mahasiswa untuk menyimak secara optimal salah satunya mengajukan pertanyaan tentang banyak hal terkait IKN. “Silahkan nanti bertanya kepada Pak Dirjen, kepada Bu Myrna dan Pak Profesor Doktor Sehanat Prasongsuk, dari Chulalongkora University, Thailand,” ujarnya.
Rendi kembali mengatakan, atas nama institusi maupun yayasan mengucapkan terimakasih kepada Rektor Uniba. Di mana menurut Rendi, Rektor Uniba ini sangat luar biasa, ketika bicara tentang IKN. Bahkan menurut Rendi, Rektor Uniba selalu berada terdepan, garda terdepan, untuk kemudian menyampaikan banyak hal terkait persoalan-persoalan yang menyangkuit IKN. “Ayo kita sepakat, bahwa Universitas Balikpapan dengan apa yang dilakukan selama ini berkaitan dengan IKN, kita siap mengawal IKN dan menjadikan Uniba sebagai perguruan tinggi yang siap di garis terdepan hingga progress IKN ini bisa selesai sebagaimana yang telah disusun rencana strategisnya oleh Presiden Republik Indonesia,” pungkasnya.
Usai memberikan kata sambutan acara dilanjutkan paparan yang disampaikan Plt Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementrioan Hukum dan HAM Dr. Dhahana Putra, kehadirannya di Uniba ada kaitannya dengan kunjungan beliau ke IKN. Karena menurutnya ada hubungan emosional yang kuat pada saat bicara IKN. “Karena kebetulan kami itu sebagai bidannya yang melahirkan undang-undang IKN. Kami rapat dari siang sampai setengah 4 pagi, Alhamdulillah itu Undang-undang IKN sudah selesai,” ujarnya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Dr. Myrna Asnawati Safitri, SH, MA,. Dalam materi yang disampaikan, diantaranya adalah ketika pemerintah memutuskan untuk membangun ibu kota baru di Nusantara yang berada di Kalimantan Timur, tentu bukan tidak didasari oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis, salah satunya ketika undang-undang itu diterbitkan, karena bangsa ini ingin melakukan pemerataan pembangunan secara sistematik.
Pemerataan pembangunan ini penting karena berpuluh-puluh tahun sejak bangsa ini merdeka, upaya untuk memeratakan pembangunan di luar Jawa itu masih belum terasa percepatannya. Menurutnya, dirinya dan Pak Rendi bisa merasakan saat dulu, ketika dari Samarinda mau ke Balikpapan, tidak ada jembatan. “Kita yang punya jembatan Mahakam itu, itu puluhan tahun baru kita bisa punya jembatan, yang menghubungkan Samarinda dengan Samarinda Seberang,” ujarnya.
Yang kedua menurut Myrna, tentang Pendidikan di Kaltim, menurutnya kesenjangan pendidikan kala itu sangat terasa. Beliau mengaku, kenapa dirinya ke luar dari Kota Samarinda setamatnya dari SMA. Hal ini dikarenakan ingin mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas di perguruan tinggi negeri. Dan pada saat itu, saat masuk ke perguruang tinggi negeri di pulau Jawa itu, bagi pelajar yang berasal dari luar pula Jawa, itu sebuah kemewahan. Bukan karena biayanya, tetapi karena seleksinya yang sangat luar biasa. “Saya ingat betul, di perguruan tinggi negeri di mana saya kuliah itu, hanya ada tiga orang yang berasal dari Kaltim. Dari waktu ke waktu memang ada perubahan. Saya senang melihat, di PTN-PTN Bagus yang ada di pulau Jawa, banyak anak-anak Kaltim yang lolos. Tetapi kita perlu dari itu,” ujar Myrna Asnawati Safitri.
Menurutnya, Kaltim perlu satu ekosistem pendidikan yang meyakinkan, agar semua talenta-telanta baik dari kalangan anak-anak muda bisa mendapatkan ruang ekspresi dan kesempatan yang sama. Karena itulah maka, pembangunan IKN itu didasari antara lain oleh pertimbangan itu, yang diinginkan adalah menjadiikan Indonesia Centris, bukan lagi Jawa Centris.
Usai memberikan materinya, acara dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Assoc. Prof. Dr. Sehanat Prasongsuk. Sehanat menyampaikan materi dengan judul “Plant Biomass Utilization for Application in Biotechnology”. Dalam pemaparan materinya, Sehanat menampilkan puluhan publikasi ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Internasional Bereputasi Quartile-1 (Q1). Menurut Sehanat Banyak biomass dari berbagai jenis tanaman maupun jamur yang bisa dimanfaatkan untuk bioremediation, decolorization, biopulping, biobleaching, biogas, dan biofuel. Manfaat biomass ini juga bisa didapatkan dari Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru mengingat banyak areal hutan di IKN Nusantara. Di akhir materinya, Sehanat menyampaikan keinginannya untuk melakukan kerjasama dengan Universitas Balikpapan dalam waktu dekat ini dan menunggu kehadiran Rektor Universitas Balikpapan di Chulalongkorn University di Bangkok, Thailand.
Usai pemberian materi acara dilanjutkan sesi tanyajawab dan diakhiri dengan pemberian plakat kepada Dr. Myrna Asnawati Safitri, SH, MA, yang diserahkan oleh rektor Uniba. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian plakat kepada Associate Profesor Doctor Sehanat Prasongsuk yang diberikan oleh Rendi Susiswo Ismail.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN