Mengenakan Ecoprint, Rendi Institute dan Rumah Ampiek Gelar Festival


BALIKPAPAN—Rendi Institute bersama Rumah Ampiek menggelar lomba Fashion Show dan Karya Ecoprint terbaik yang digelar di Ballroom Putri Aji Karang Melenu, Gedung G, Lantai 8, Kampus Universitas Balikpapan, Sabtu (23/09/2023).

Pada gelaran Ecoprint Festival ini ada dua yang dilombakan, yaitu lomba karya terbaik motif Ecoprint dan lomba fashion show dengan menganakan busana yang berbahan Ecoprint. Festival ini juga merupakan respon terhadap gaya hidup yang ramah lingkungan dan Ecorprint sendiri merupakan binaan Rendi Institute dan Rumah Ampiek yang diharapkan bisa terus berkembang, berkontribusi pada pelestarian alam.

Hadir pada acara ini diantaranya Direktur Rendi Institute Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. MH. Owner Rumah Ampiek Hj. Syarifah Emy Hasyimiah Alaydrus. Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Muhaimin ST. MT. Muhsin Palinrungi SS. MM., selaku Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Otorita IKN. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Kota Balikpapan Nurlena Rahmat Mas’ud. Ketua Dharma Wanita Kota Balikpapan Inneke Muhaimin. Dinas Perdagangan Balikpapan Regina. Yuli Abdulloh istri dari Ketua DPRD Kota Balikpapan Abdulloh. Arita Rizal Effendi. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan Dr. Drs. H. Tamzil Yusuf MM. Dinas Perdagangan dan Pariwisata Kota Balikpapan serta sejumlah alumni pelatihan Ecoprint binaan Rendi Institute dan Rumah Ampiek dan seluruh peserta festival Ecoprint.

Hj. Syarifah Emy Hasyimiah Alaydrus dalam sambutannya menyampaikan, berbicara sekilas mengenai Ecoprint yang merupakan teknik mencetak motif pada kain yang menggunakan tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya. Tidak hanya artistik, akan tetapi poin penting dari Ecoprint adalah kwarsa yang sangat ramah lingkungan. Kalimantan merupakan paru-paru dunia tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, akan tetapi juga kekayaan budaya dan keberagaman hayatinya.

Wanita yang biasa disapa Ummi Emy Alaydrus ini mengatakan, keunikan Kalimantan tidak hanya tercermin dalam keindahan hutan dan hujan tropisnya. Tetapi ada juga keberagaman tanaman yang tumbuh subur di pulau Kalimantan. Apa yang kemudian terbayang di benak, saat melihat keindahan hayati pulau Kalimantan itu terpampang nyata di dalam selembar kain yang dibuat oleh pengrajin Ecoprint. “Tentunya sungguh maha karya yang tidak dapat diungkap dengan kata-kata. Ecoprint juga sekaligus menjadi referensi saat kita memperkenalkan kekayaan hayati kepada anak-anak kita,” ujarnya.

Lebih lanjut Emy Alaydrus menyampaikan, pada sisi ini, dirinya turut mengembangkan Ecoprint di kalangan masyarakat. Dan dalam hal motif, Ecoprint dari Kalimantan Timur semestinya mencirikan budaya dan trandisi Kalimantan Timur itu sendiri. Oleh karenanya Emy Alaydrus menghimbau untuk selalu memasukan unsur ukir Kalimantan di dalam Ecoprint Kalimantan Timur.

Keberadaan pelatihan Ecoprint memang terbilang baru, karena belum genap satu tahun. Dan Emy Alaydrus menyampaikan, pelatihan Ecoprint ini baru berjalan 11 bulan dan hanya wilayah Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU) saja pesertanya. Namun ia berkomimen untuk terus menggiatkan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan Ecoprint. “Karena kami ingin berpartisipasi bagi kesejahteraan perempuan dan masyarakat Balikpapan, PPU dan Kalimantan Timur pada umumnya. Dalam momentum kegiatan Festival Ecoprint ini izinkan kami mengucapkan terimakasih yang telah mengikuti pelatihan yang sudah kami gelar,” ujar Emy Alaydrus disambut tepuk tangan meriah dari peserta yang hadir.

Dalam waktu 11 bulan ini, Emy Alaydrus menyampaikan, ada 800 alumni di Balikpapan dan 200 alumni berada di PPU yang telah mengikuti pelatihan Ecoprint. Ia berharap pelatihan ini merupakan cikal bakal pengrajin Ecoprint dan pelaku UMKM. Menurutnya masih banyak yang perlu dikembangkan dalam program pelatihan Ecoprint ini. Dan akan dilanjutkan dengan menggelar pelatihan lanjutan, yaitu pelatihan desain. Kemudian akan dilanjutkan dengan pelatihan manajemen. “Oleh karenanya perlu kita nanti akan membuka nota kesepakatan dengan Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Semoga semua berjalan dengan lancar. Dan dari 1000 alumni pelatihan ini, telah lahir 10 kelompok UMKM yang sudah berproduksi dan siap bersaing di pasaran,” pungkas Emy Alaydrus.

Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan sambutan Dr. H. Rendi Susilo Ismail SE. SH. MH. Dalam sambutannya, Rendi menyampaikan dirinya sangat memberikan motivasi terhadap istrinya, Emy Alaydrus yang membuka usahanya di dalam membuat batik Ampiek. Dan seiring berjalannya waktu, usahanya terus berkembang dalam kurun waktu yang cukup panjang. Dan dalam satu tahun terakhir ini Rumah Ampiek menjalani 1 pengembangan teknogi pembuatan motif dengan memanfaatkan potensi alam sekitar dan sama sekali tidak merusak lingkungan yang kemudian dikenal dengan nama Ecoprint.

Semenjak Ecoprint ini dijalankan dalam 11 bulan belakangan ini, Rumah Ampiek fokus memberikan pelatihan Ecoprint ini di beberapa wilayah di Balikpapan dan Kabupaten PPU. Hal ini tak lepas dari tokoh penggerak dan pemerhati perempuan dan anak-anak, Heri Susanto. “Beliau ini yang selama ini mendampingi istri saya sebagai pelatih dalam pelatihan-pelatihan teknik pembuatan Ecoprint ini. Sehingga kadernya sampai mencapai 1.000 orang. Ini sesuatu yang luar biasa yang dilaksanakan secara simultan,” ujarnya.

Selaku Direktur Rendi Institute, selama ini telah melakukan kajian-kajian yang sifatnya bagaimana menggali potensi-potensi yang berkaitan dengan pikiran-pikiran cerdas. Kemudian pemikiran-pemikiran tersebut dikembangkan agar dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat, khususnya kaum perempuan. “Seperti dengan adanya pelatihan Ecoprint ini, sudah ada 10 kelompok pengrajin Ecoprint yang saat ini sudah berproduksi dan siap untuk dipasarkan. Dan perlu dingat, Ecoprint ini memiliki kelebihan, selain berbahan kain yang lembut namun motifnya pasti tidak sama dengan Ecoprint lainnya. Apalagi batik pada umumnya. sangat jauh bedanya,” pungkasnya.

Setelah memberikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Muhsin Palinrungi. Dalam sambutannya ia menyampaikan, Otorita IKN sangat mendukung kegiatan ini dan memberikan penghargaan dan apresiasi kepada Rendi Instititute dan Rumah Ampiek yang telah menginisiasi Ecoprint. Dan ini sejalan dengan visi dan misi IKN ke depan, karena IKN ini forest city. Di mana kelestarian hutan akan tetap dijaga dan akan tetap menjadi kota hijau. Dan Balikpapan salah satu dari tiga kota yang menjadi penumpu perekonomian nasional. “Jadi selain IKN, Balikpapan dan Samarinda, ini adalah 3 kota yang didorong untuk menjadi penggerak ekonomi nasional. Oleh karena itu, tentu kita harus kembangkan sektor-sektor yang kuat, salah satunya Ecoprint ini. Sedang kabupaten kota yang lainnya yang ada di Kaltim adalah mitra. Sementara Balikpapan, Samarinda dan IKN adalah penggerak ekonomi utama nasional,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Muhaimin dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya sangat yakin dengan banyaknya pelaku Ecoprint tentu ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Muhaimin mengaku, dirinya bersama istrinya adalah salah satu penggiat Ekoprint. “Jadi pada saat pandemic Covid 19, saya membantu istri saya membuat Ecoprint. Tugas saya hanya 3. Pertama menginjak-nginjak daun. Kedua adalah mengikat, karena mengikat ini cukup berat. Dan yang ke 3 ada mengukus,” ujarnya.

Seiring dengan perjalanan waktu, setiap hari Minggu, dirinya bersama keluarga keliling Balikpapan untuk mencari daun. Dan para penggiat Ecoprint pasti sudah tahu, bagaimana suka dukanya mencari daun. Dan sekarang dirinya bersyukur, sudah ada klubut dimasukkan ke Ecoprint begitu juga dengan karamunting juga sudah dimasukan ke Ecoprint. Dan mudah-mudahan tanaman hayati asli khususnya Balikpapan bisa dikembangkan untuk produk-produk Ecoprint. Sehingga menjadi khasanah kekayaan asli warga Balikpapan. “Sehingga sekali lagi, atas nama Pemerintah Kota Balikpapan, kami mengucapkan selamat kepada seluruh peserta yang hadir yang akan berparade dengan mengenakan kain Ecoprint. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, bisa didokumentasikan oleh peserta dan dishare ke mana-mana. Dan tunjukan, bahwa Balikpapan sudah mempunyai Ecoprint khas Balikpapan untuk diperkenalkan di IKN Nusantara,” pungkas Muhaimin disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang hadir.

Usai memberikan sambutannya, acara dilanjutkan penandatanganan kesepakatan antara Rumah Ampiek dengan Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Pemberian buku berjudul “Perjalanan Mengukir Cerita Alam” karya Emmy Alaydrus dan dilanjutkan dengan peragaan busana motif Ecoprint kemudian dilanjutkan dengan lomba fashion show sebanyak 32 peserta dan lomba desain Ecoprint yang diikuti oleh 33 peserta. Khusus lomba fashion show ini dewan jurinya adalah Inneke Muhaimin, Yudi Valent dan Boyke yang merupakan juri khusus fashion yang cukup dikenal di kota Balikpapan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dipenghujung acara, dilakukan penetapan 11 juara fashion show dan 10 juara desain motif Ecoprint. Para juara ini selain mendapatkan piagam, juga mendapatkan piala dan uang tunai yang diserahkan langsung oleh Dr. Rendi Susilo Ismail dan Emmy Alaydrus.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN