BALIKPAPAN—Ada hal yang menarik saat salah seorang narasumber memberikan pernyataan, bahwa jumlah kendaraan di Balikpapan ternyata lebih besar jumlahnya dibanding jumlah penduduknya. Hal ini disampaikan oleh Muhammad Nasir SH.M.Hum, saat menjadi narasumber di acara talkshow yang di gelar oleh Forest Carbon Partnership Facilities-Carbon Fund Goes to Campus yang bertemakan “Diseminasi Program Penurunan Emisi dan Pengendalian Perubahan Iklim Tingkat Perguruan Tinggi di Kota Balikpapan” yang digelar di Ballroom Putri Aji Karangmelenu, Lantai 8, Gedung G, Kampus Uniba, Senin (9/10/2023).
Saat menjadi narasumber, Nasir menyampaikan menurut data Korlantas berdasarkan data terakhir per 8 Oktober 2023, jumlah kendaraan bermotor di Balikpapan itu sekitar 752.000. Dan sementara jumlah penduduk di Balikpapan 733.396 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Balikpapan per 9 Oktober 2023. “Jadi kalau dilihat dari jumlah itu kan memang lebih banyak jumlah kendaraannya dari pada jumlah penduduknya. Kendaraan di sini yang saya maksud adalah kendaraan roda dua dan roda empat,” ujar Nasir.
Jika melihat ke dua data tersebut pasti pengaruhnya terhadap lalu lintas. Ini bisa dibuktikan dengan ruas jalan yang ada di Balikpapan sudah ada beberapa titik yang macet. Mulai dari pagi, siang dan sore hari.
Menanggapi hal ini, Menurut Nasir, ada 2 hal yang paling penting. Yang pertama transfortasi publik. Di mana Pemkot Balikpapan beberapa tahun terakhir ini sudah memiliki Sarana Angkutan Umum Masal atau SAUM, yang seharusnya itu dimaksimalkan. “Sehingga ada tranportasi publik aman dan nyaman serta terjangkau. Dan jika transportasi umumnya bagus, orang akan berfikir untuk membeli kendaraan pribadi. Karena ke mana-mana bisa mengakses lewat transportasi publik yang aman dan nyaman,” ujar Dosen Fakultas Hukum Universitas Balikpapan tersebut.
Sedang yang ke dua adalah soal penambahan ruas jalan. Jika dibandingkan dengan ruas jalan yang ada sekarang ini di Balikpapan, memang agak sulit, karena ada titik-titik tertentu yang menjadi biang kemacetan, akibat padatnya pengguna jalan dan ruas jalan yang kurang memadai. Misalnya di Jalan MT. Haryono. Perempatan Grand City. Pasar Buton. Itu memang ruwet. Dan itu sangat memakan waktu. “Saya ingat betul waktu jalan di Global Sport itu ditutup, itu kan macetnya luar biasa. Sekolah-sekolah yang berada di sepanjang Jalan Syarifudin Yoes, Polda dan seterusnya itu, kan sampai diminta online. Karena jika itu juga off line, maka pasti akan semakin macet lagi,” ujarnya.
Sementara itu, SAUM milik Pemkot Balikpapan masih dinilai kurang. Untuk itu Nasir meminta Pemkot Balikpapan agar jumlah SAUM ini ditambah jumlahnya. Dan bus SAUM itu harus nyaman dan aman, sehingga penumpang lebih memilih kendaraan SAUM dibandingkan jika menggunakan kendaraan pribadi.
Di sisi lain, daya beli masyarakat Balikpapan terhadap pembelian kendaraan bermotor cukup tinggi. Hal ini terjadi karena penawaran yang dilakukan penjual bisa dibilang mudah. “Hanya dengan kredit saja, dengan DP yang murah, masyarakat banyak yang membeli kendaraan. Dan ini juga yang menurut saya yang mempengaruhi bertambahnya jumlah kendaraan di Balikpapan,” pungkasnya.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN