Mahasiswa Uniba Lakukan Kunjungan Industri Merdeka ke Endhifa Bakery Balikpapan


BALIKPAPAN—Sejumlah mahasiswa, Wakil Rektor dan Ketua Program Studi Universitas Balikpapan melakukan kunjungan Industri Merdeka di Endhifa Bakery Balikpapan. Kunjungan ini sengaja dilakukan untuk melihat langsung seperti apa proses pembuatan roti yang cukup dikenal di Balikpapan itu yang berlokasi di Jalan DI Panjaitan No 30 Balikpapan, Kamis (1/12/2022).

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni Ir. Rahmat Rusli ST, MT, Kepala Biro Humas Indrayani S.Pd, M,Pd dan Ketua Program Studi Teknik Mesin Siska Ayu Pratiwi ST, M.MT, Suheria Ketua Program Studi Arsitek dan Husnul selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FKIP serta 19 mahasiswa dari berbagai program studi.

Saat melakukan kunjungan ini, rombongan langsung disambut oleh owner Endhifa Bakery Eni Purwati. Pada kesempatan itu, sejumlah mahasiswa bisa menyaksikan langsung proses pengolahan roti, mulai dari mengadon, proses pemasakannya hingga proses pengemasannya.  

Di hadapan sejumlah mahasiswa, Eni Purwati sempat bercerita tentang cikal bakal berdirinya Endhifa Bakery ini. Ia menceritakan, awal mula berbisnis roti ini di tahun 2010. Sebelumnya ia adalah karyawan di sebuah perusahaan swasta di Balikpapan. Kebetulan, sang suami, Fauzan, yang sudah puluhan tahun bekerja di sebuah industri kuliner, yaitu membuat roti. Dengan berbekal pengalaman, Eni dan suaminya mulai merintis industri roti ini dari awal. Sedikit demi sedikit akhirnya menjadi industri roti yang cukup di kenal di Balikpapan.

Eni menceritakan, usahanya justru mengalami perkembangan yang signifikan saat Covid 19 menerpa negeri ini, tepatnya di awal tahun 2020. Menurutnya dengan adanya wabah Covid 19 tersebut Ia bersama suami dan 6 orang pegawainya dituntut untuk mandiri. “Ketika Covid menerjang di Kota Balikpapan, tiba-tiba usahanya sempat berhenti total. Namun saya dan suami, harus berfikir, bagaimana cara menjualnya, yaitu dengan menggunakan jejaring media online,” ujarnya.

Justru dengan penjualan secara online itu, menurut Eni usahanya bisa menjadi lebih besar dan lebih di kenal oleh warga Balikpapan. Menurutnya jualan yang paling mudah untuk saat ini adalah melalui media online dan bekerjasama dengan ojek online. Bahkan untuk ongkos kirimnya sendiri pembeli yang menanggung. Jadi dari sinilah usahanya justru berkembang di tengah-tengah Covid melanda di Kota Balikpapan.

Eni kembali menceritakan, untuk penjualan dalam satu harinya membuthukan 2 karung tepung dan menghasilkan beragam jenis roti. Mulai dari roti balok dan berbagai jenis roti lainnya, yang semuanya terbilang laris manis di pasaran masyarakat Balikpapan dan juga bekerja sama dengan beberapa pengusaha catering yang ada di Balikpapan.

Ketika ditanya berapa omsetnya perhari? Eni mengatakan, harus mendapatkan omset minimal Rp 2 juta perhari. Sedang untuk penjualan tertinggi dalam setiap harinya, Eni mampu mendapatkan omset sebesar lima juta rupiah setiap harinya. Itu untuk penjualan cash, belum termasuk penjualan dari Gojek dan Grab. “Sistem marketing saya begini, karyawan saya ada 6, modal saya sehari ada segini, jadi setiap hari saya harus patok pemasukan minimal dua juta Rupiah, jika di bawah dua juta ga akan masuk. Untuk itu bagaimana caranya kita harus menjual sebisa mungkin. Makanya kami melakukan pemasaran melalui live mulai dari facebook, Instagram dan lain-lain. Jadi seperti itu, kita harus target setiap harinya,” imbuhnya.

Terkait dengan kompetitor, menurut Eni dirinya tidak pernah dibuat ribet dalam hal ini. Karena Eni punya strategi tersendiri dalam menghadapi Kompetitor, yaitu dengan menguatkan rasa dan kualitas roti yang diolahnya. Menurutnya, ia selalu menjaga kualitas dan rasa sejak dahulu. Ia juga membuka open class, buka kursus yang diikuti oleh banyak orang. Untuk itu Ia mengatakan, pihaknya tidak takut tersaingi oleh siapapun. “Banyak yang sudah kursus dengan kami, namun kami juga tidak takut tersaingi dengan kompetitor,” ujarnya.

Nama Endhifa Bakery, ternyata memiliki arti tersendiri menurut Eni. Endhifa itu adalah kolaborasi nama keluarga. Endhifa itu adalah, En itu Eni nama sang owner, Dhita itu adalah nama anaknya dan Fa adalah nama suaminya Fauzan, sehingga disingkat menjadi Endhifa dan menjadi merk dagang rotinya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni Ir. Rahmat Rusli ST, MT, di hadapan sejumlah wartawan mengatakan, kunjungan ini terkait dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, salah satunya adalah wirausaha merdeka. Program 1 semester yang diprogramkan oleh Kemendikbudristek ini, dimana Universitas Lambung Mangkurat sebagai mentornya, para mahasiswa ini mendapatkan perkuliahan tentang bagaimana mengenal wirausaha, dari prosesnya sampai kendala dan lain-lainnya.

Kemudian para mahasiswa yang mengikuti wirausaha merdeka ini selama 1 semester itu mendapatkan, pendidikan pendampingan, kemudian dapat mentoring dari para pelaku industri, baik industri kecil, menengah hingga industri besar yang sudah berjalan.

Menurut Rahmat Rusli, hampir seluruh kementrian itu memiliki program kewirausahaan. Salah satunya di Kementrian Pendidikan, selain wirausaha merdeka ada juga kegiatan wirausaha yang lain. “Sebenarnya tujuannya satu, menumbuhkan minat dan semangat mahasiswa dalam hal bagaimana mengawali sebuah usaha atau bisnis. Kemudian juga menumbuhkan rasa kompetensi. Lalu meningkatkan pengalaman. Karena inikan menyangkut interaksi sesama pelaku usaha,” ujar Rahmat Rusli.

Rahmat Rusli menambahkan, dengan berkunjungnya para mahasiswa Uniba ke Endhifa Bakery ini, diharapkan dapat membangkitkan semangat para mahasiswa yang memiliki wirausaha. Menurutnya, para mahasiswa ini bukan hanya sebagai menerima saja, namun diharapkan agar para mahasiswa ini dapat berjuang dengan mengawali sesuatu yang baik dan sesuatu yang baru. Sebab para mahasiswa inilah yang mewarisi masa depan Indonesia yang akan datang.

Secara terpisah, Ketua Wirausaha Merdeka Universitas Lambung Mangkurat Dr. Totok Wianto S.Si, M.Si, mengatakan tujuan dari kunjungan industri dalam program wirausaha merdeka ini adalah untuk mendekatkan mahasiswa dengan praktisi yang telah berkecimpung di dunia usaha, sehingga mahasiswa bisa belajar serta best practice yang langsung kepada pelaku usaha. Kegiatan ini merupakan unggulan dari kegiatan WMK karena mahasiswa bisa langsung merasakan manfaatnya dan melihat langsung prosesnya.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN