Lomba Debat, Siswa SMKN 2 Balikpapan Raih Juara Pertama


BALIKPAPAN—SMK Negeri 2 Balikpapan berhasil menjadi juara pertama pada Lomba Debat dan Lomba Pidato Bahasa Indonesia yang diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I bersama Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Balikpapan yang berlangsung di conference room kampus Universitas Balikpapan, Selasa hingga Kamis (12-14/11/2024).

Lomba debat ini diikuti oleh 10 tim, dan masing-masing tim terdiri dari 3 siswa. Dan setiap tim itu merupakan peserta dari siswa-siswi seluruh SMK yang ada di Balikpapan.

Penampilan para peserta dari lomba debat ini memang luar biasa, bahkan para peserta seolah saling serang. Sehingga suasana semakin meriah. Karena lomba debat ini juga disaksikan oleh siswa-siswi lomba pidato. Dan yang menjadi juri pada ajang lomba debat ini adalah Dr. Rika Istianingrum, M.Pd., Indah Ika Ratnawati, M.Pd., Ari Musdolifah, M.Pd.

Dari 10 tim yang mengikuti lomba debat ini, peserta dari SMK Negeri 2 berhasil meraih nilai tertinggi dan berhak menyandang juara pertama. Tim dari SMK Negeri 2 itu terdiri dari Eifel Gerand Christopal. Aiko Aurelia Delvian dan Chusnul Khatimah yang merupakan siswa dari jurusan Marketing/Pemasaran Kelas XI BR-1 SMK Negeri 2 Balikpapan.

Eifel Gerand Christopal mengatakan, dirinya terus berlatih bersama timnya sebelum lomba debat ini digelar. Mereka berlatih selama hampir dua minggu. Dan mereka berhasil menjadi juara pertama. “Kita bersyukur, di mana Tuhan yang Maha Esa telah memberikan kepercayaan kami bertiga untuk bisa memenangi lomba debat ini,” ujar Eifel Gerand Christopal.

Gerand juga mengatakan, saat lomba debat berlangsung, ke dua rekan satu timnya sempat down. Namun Gerand bersama guru pembinanya memberikan support kepada ke dua rekan satu timnya tersebut, sehingga saat lomba berlangsung mereka tampil sungguh luar biasa.

Lebih lanjut Gerand mengatakan, tema lomba debat kali ini diantaranya adalah dilarang membawa sepeda motor ke sekolah. Hal ini sengaja dijadikan tema oleh Gerand dan teman-temannya, sebab siswa kelas XI SMK belum berusia 17 tahun, sehingga belum bisa memenuhi sarat untuk memiliki SIM C.

Selain itu, Gerand juga memiliki materi tentang persiapan di dunia kerja. Di mana seluruh siswa SMK telah memiliki keahlian dan kompetensi sesuai jurusan yang dipilihnya. Sehingga saat kelulusan nanti, mereka tidak repok lagi mencari pekerjaan. “Sebab kan, banyak perusahaan yang membutuhkan karyawan yang masih muda, bukan sarjana, tetapi sudah memiliki keahlian dan kompetensi. Bahkan di Balikpapan ini, serapan tenaga kerja yang berasal dari SMK sudah terbilang cukup,” pungkas Gerand.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN