Hadirkan Ustadz dari Hidayatullah, DKM Amirulhaq Uniba Gelar Kuliah Dhuha


BALIKPAPAN—Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Amirulhaq Universitas Balikpapan mengelar Kuliah Dhuha dengan menghadirkan Ustadz Drs. H. Anwar Hambali salah seorang ustadz dari Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan yang dilaksanakan di Masjid Amirulhaq areal kampus Uniba, Jumat pagi (20/12/2024).

Hadir pada Kuliah Dhuha ini diantaranya Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Ketua Umum DKM Amirulhaq Dr. H. Sugianto MM. Sekretaris DKM Amirulhaq H. Nadi Moorcy SE. MM. Sejumlah dosen dan karyawan serta puluhan mahasiswa Universitas Balikpapan yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Masjid Amirulhaq (IMMA) Uniba.

Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan pembacaan  Saritilawah oleh anggota IMMA Universitas Balikpapan

Ketua DKM Amirulhaq Uniba Dr. H. Sugianto dalam sambutanya menyampaikan terimakasih atas kehadiran para jamaah\. Kegiatan Kuliah Dhuha ini digelar dalam rangka membina dan meningkatkan keimanan kaum muslimin dan muslimah di lingkungan kampus Universitas Balikpapan.

Rektor Uniba dalam sambutannya menyampaikan, dengan diadakannya Kuliah Dhuha ini tentunya akan sangat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Rektor Uniba berharap agar mengikuti kajian ini dengan baik “Sebagai Rektor sekali lagi saya menyampaikan apresiasi kepada pengurus DKM Amirulhaq Uniba, bahwa dikegiatan kampus ini senantiasa memberikan cahaya kepada kampus Universitas Balikpapan,” ujar Rektor Uniba.

Lebih lanjut Rektor Uniba juga menyampaikan, dengan digelarnya kegiatan ini semoga dapat berjalan sukses dan lancar. Dan yang paling utama adalah apa yang disampaikan Ustadz H. Anwar Hambali dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. “Terimakasih Pak Ustadz yang sudah berkenan hadir, terimakasih juga kepada pengurus DKM Amirulhaq dan juga seluruh jamaah yang hadir. Dan kita berdoa semoga acara hari ini berkah,” pungkas Rektor Uniba.

Usai menyampaikan kata sambutannya, acara dilanjutkan dengan Kuliah Dhuha oleh Ustdaz H. Anwar Hambali. Diawal ceramahnya, Ustadz H. Anwar Hambali menyebut Tawkifi adalah tentang ketentuan Allah dan Iftihadz yang artinya adalah hasil, nalar, manusia. Hal ini sesuai dengan QS. Al-Ahzab (33) Ayat 36 yang artinya : Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.

Kemudan Ustadz Hambali kembali menerangkan Surah Al-Anbiya'(2)· Ayat 147. Yang artinya : Kebenaran itu dari Tuhanmu. Maka, janganlah sekali-kali engkau (Nabi Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu. Untuk memantapkan hati orang-orang yang baru masuk Islam dan umat Nabi Muhammad di masa mendatang tentang kebenaran ajaran-Nya, Allah menegaskan bahwa kebenaran itu datang dari Tuhanmu, wahai Nabi Muhammad, maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu

Hal ini sesuai dengan Ali 'Imran (3) Ayat 190 yang artinya Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190). Maksud dari ayat tersebut adalah semua ciptaan-Nya di alam semesta merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal dan senantiasa menggunakan akal sehatnya untuk beriman kepada Allah SWT. Selain itu, akal yang dimiliki manusia hendaknya dapat digunakan untuk merenungi tanda-tanda yang telah diberikan oleh Allah SWT. “Seperti terjadi siang dan malam. Di mana sebagian bumi diterangi sinar matahari pada siang hari dan sebagian bumi lagi gelap. Dan bumi ini berputar, maka terjadilah siang dan malam di bumi tempat tinggal umat manusia secara bergiliran. Ini bukti nyata kekuasaan Allah, agar manusia berpikir akan kekuasaan Allah,” ujarnya.

Dipenghujung ceramahnya, Ustazd Hambali menyampaikan Surah Surah Al-Anbiya' (21) Ayat 30 yang artinya : Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman? Maksud ayat ini menurut Ustadz Hambali adalah Orang-orang kafir tidak berpikir jernih dalam mengamati fenomena alam, padahal peristiwa yang ada di alam ini merupakan bukti adanya Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak.

Selanjutnya, Ustadz Hambali menyampaikan tentang Surah 21 ayat 104, yaitu Surah Al-Anbiya' yang artinya Dia (Nabi Muhammad) berkata, “Tuhanku mengetahui (semua) perkataan di langit serta di bumi dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ayat ini menjelaskan bahwa dalam menanggapi tuduhan dan serangan kaum musyrikin, Rasulullah menegaskan bahwa Allah mengetahui semua perkataan yang diucapkan makhluk-makhluk-Nya, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi, baik kata-kata yang diucapkan dengan terang-terangan maupun yang dirahasiakan, karena Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Usai menyampaikan Kuliah Dhuha selama lebih kurang 50 menit acara ditutup dilanjutkan dengan foto bersama.

HUMAS UNIBERSITAS BALIKPAPAN