BALIKPAPAN—Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Universitas Balikpapan menggelar kuliah tamu dengan tema “Rekayasa Perkuatan Tanah Rawan Likuifaksi Akibat Beban Gempa” yang digelar di Ballroom Putri Aji Karangmelenu, Gedung G, lantai 8, Kampus Uniba, Sabtu (08/02/2025).
Hadir sebagai pembicara pada kuliah tamu ini adalah Prof. Dr. Eng. Ir. Tri Harianto, ST., MT., guru Besar Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin dengan keahlian Geoteknik. Dan Achmad Ashari Rahmadhani ST, seorang asesor yang juga alumni Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Prodi Teknik Sipil Universitas Balikpapan.
Prof. Dr. Eng. Ir. Tri Harianto, ST., MT ini merupakan Dosen Pembimbing dari Dr. Andi Marini ST. MT, Sekretaris LPPM Universitas Balikpapan saat menempuh pendidikan S3 di Universitas Hasanuddin. "Ibu Andi Marini ini adalah mahasiswa saya yang paling cepat menempuh S3 dalam waktu 2,8 tahun. Padahal kebanyakan yang lulus S3 itu paling tidak hingga 5 tahun baru bisa lulus. Ini prestasi luar biasa buat Ibu Andi Marini," ujar Prof. Tri Harianto disambut tepuk tangan para mahasiswa yang hadir.
Ketua Program Studi Teknik Sipil Ir. Gunaedi Utomo ST. MT., dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kuliah tamu ini langka dikarenakan dihadiri seorang guru besar dibidang teknik sipil khususnya geoteknik. “Professor Tri Harianto ini adalah pakarnya di bidang geoteknik. Untuk itu saya memohon kepada mahasiswa yang hadir hari ini agar menyimak sebaik-baiknya,” ujar Gunaedi Utomo.
Dalam materi yang disampaikan Prof. Tri Harianto, intinya adalah getaran akibat gempa meningkatkan kepadatan relatif tanah berpasir. Getaran tanah meningkatkan daya dukung tanah. Peningkatan percepatan gempa juga meningkatkan daya dukung tanah secara signifikan.
Begitu pula dengan peningkatan tekanan air pori berlebih akibat gempa bumi dapat dikurangi secara signifikan dengan perkuatan tiang pancang pada tanah. Pengurangan paling besar terjadi pada konstruksi tiang pancang hybrid, sehingga tidak terjadi likuifaksi saat gempa terjadi. “Perkuatan tanah dengan konstruksi kayu meminimalisir potensi penurunan tanah akibat gempa. Namun, konstruksi tiang pancang hibrida mengurangi penurunan tanah sebesar 96%,” ujarnya.
Dalam materi yang disampaikan oleh Prof. Tri Harianto, Ia selalu menggunakan bahasa Inggris disetiap kali memberikan kuliah umum atau seminar di hadapan mahasiswa. Bahkan sampai diundang oleh kampus manapun, Ia selalu menggunakan bahasa Inggris. “Penguasaaan bahasa asing sejak sekarang, khususnya bahasa Inggris sangat perlu. Jadi tidak mengandalkan ijazah saja. Sebab bahasa Inggris itu penting kalian kuasai agar ke depan kalian akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Bukan hanya di dalam negeri saja, namun kalian juga bisa bekerja di luar negeri,” pungkasnya.
Usai memberikan materinya, dilanjutkan dengan Achmad Ashari Rahmadhani. Kali ini Ashari memberikan kuliah tamu tentang mengoptimalkan peran putra daerah dalam profesi konstruksi untuk pembangunan nasional. Mengapa peran putra daerah penting? Pembangunan sangat gencar dilaksanakan pada era Presiden Jokowi, seperti pembangunan Jalan Tol, Bandara, Perluasan Kilang Pertamina melalui proyek RDMP serta Pembangunan IKN. Konstruksi memiliki peran strategis sebagai penggerak pembangunan bangsa. Sementara peningkatan profesionalisme industri konstruksi berarti mengupayakan para pelaku usaha sektor konstruksi untuk dapat berpartisipasi membangun infrastruktur atau memelihara infrastruktur secara professional.
“Ini merupakan tantangan bagi putra daerah untuk terlibat dalam pembangunan tak lepas dari faktor internal, seperti kesiapan dan kompetensi. Diperlukan proses pembekalan yang matang agar generasi muda daerah siap berkonstribusi dan siap bersaing dengan para tenaga dari luar Kaltim. Putra daerah bukan hanya soal lahir di tempat tersebut, tapi juga tentang keberanian untuk mengabdi dan membawa perubahan bagi dirinya sendiri,” ujar Ashari.
Usai menyampaikan materinya acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari para peserta. Kemudian diakhiri dengan penyerahan cinderamata kepada dua narasumber dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN