Hadir di Uniba, Gubernur Lemhannas RI Berikan Kuliah Umum


BALIKPAPAN—Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto tampil sebegai pembicara pada acara kuliah umum dan bincang-bincang IKN dengan tema “IKN Nusantara, Simbol Indentitas Nasional, Kota Dengan 4 Pilar Kebangsaaan dan Kota Dunia Untuk Semua” yang digelar di ruang konferensi Kampus Universitas Balikpapan, Selasa (21/06/2022).

Hadir pada acara kuliah umum itu diantaranya Rektor  Universitas Balikpapan Dr Ir Isradi Zainal, Wakil Rektor IV Universitas Mulawarman Prof. Dr. Bohari M.Si dan Laksda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M., M.Tr.Opsla selaku Deputi Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan. Kemudian hadir pula Ketua dan anggota Forum Adat Paser. Para perwakilan OKP, sejumlah Dekan, Kepala Program Studi, staff dan puluhan mahasiswa dari berbagai program studi.

Dalam sambutannya, Rektor Uniba menyampaikan, bahwa kehadiran Gubernur Lemhanas merupakan momen yang sangat penting, khususnya terkait IKN Nusantara. Rektor Uniba sendiri adalah salah satu tokoh akademisi yang paling sering membahas IKN Nusantara. Dan beliau juga sebagai Ketua Forum Masyarakat Nusantara atau Forum Masyarakat Adat Nusantara (Formanusa) di IKN Nusantara. “Untuk itu para hadirin semua agar bisa memperhatikan secara serius apa yang akan dipaparkan oleh Gubernur Lemhanas ini. Karena ini momentum yang langka,” ujarnya.

Di hadapan ratusan peserta, Gubernur Lemhanas dalam beberapa paparannya menyampaikan, dengan ditetapkannya IKN Nusantara di Kabupaten PPU ini, Universitas Balikpapan dan Universitas Mulawarman hendaknya bersiap-siap dengan sebuah perubahan. “Ketika dosen di Universitas Balikpapan akan sangat dekat dengan pengambilan keputusan. Maka apabila pemerintah di IKN jika akan mengambil keputusan yang membutuhkan masukan-masukan akademik, tentu dari Uniba maupun Unmul yang menjadi rujukan. Rasanya terlalu jauh kami dari Universitas Indonesia di Depok untuk terbang ke Balikpapan. Makanya nanti berpalingnya ke Universitas Balikpapan dan perguruan tinggi yang lain  yang ada di Kaltim sebagai wadah kajian akademik,” ujarnya.

Lebih lanjut Gubernur Lemhannas mengatakan, ia memperkirakan Balikpapan dan IKN Nusantara dalam 5 tahun ke depan akan ada 200.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di IKN Nusantara. Dari 200.000 ASN itu, seluruhnya lulusan pasca sarjana. Dari 200.000 ASN itu, idealnya 35% adalah sarjana S3 atau Doktor. Itu standar yang ada di pemerintah pusat untuk masuk menjadi birokrat, ASN itu harus S2. 35 persen adalah Sarjana S3 atau Doktor. “Nah menghadapi seperti itu, kita-kita harus siap menghadapi kebutuhan seperti itu. Dengan tantangan kwalitas seperti itu. Ini menjadi tantangan buat kita di sini,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, ke depannya akan ada duta-duta besar, ekspratiat yang ada di duta-duta besar yang akan ada di IKN Nusantara, jumlahnya mencapai 18.000 orang. Dan mereka akan datang sebagai diplomat. Duta-duta besar itu akan datang ke IKN Nusantara bersama keluarganya. Tentu mereka akan membutuhkan sekolah-sekolah internasional yang menampung pelajar dari semua negara. “Dan sekolah-sekolah internasional itu seperti yang ada di Jakarta. Seperti Jakarta Internasional school, Australia Internasional School, New Zeland dan lain sebagainya. Nah nantinya sekolah sekolah internasional seperti itu semestinya juga ada di IKN,” papar Gubernur Lemhannas.

IKN Nusantara menurut Gubernur Lemhannas, menjadi the first real smart digital city di Indonesia. Sehingga IKN Nusantara menjadi kota pintar, kota digital pertama di Indonesia dengan membangun dari nol. Yang nanti semuanya akan terhubung dengan internet of things. Salah satunya nanti lampu lalu lintasnya akan luar biasa cerdasnya. “Sehingga lampu hijau dan merahnya bukan diatur berdasarkan waktu tapi diatur berdasarkan traffic. Untuk memastikan supaya betul-betul tidak ada kemacetan, sehingga kemacetan di Jakarta tidak berulang di IKN Nusantara. Itu transformasi digital yang diinginkan, yaitu internet of things,” ujar Gubernur Lemhannas lagi.

Dengan keberadaan IKN Nusantara, Jakarta pindah ke IKN Nusantara, tidak relevan lagi apa itu WFO atau Work From Office, WFH atau Work of Home. Tetapi sudah ke WFA yang artinya Work From Any Where. Saat ini pemerintahan pusat sedang bertransformasi, menyiapkan E-Document. Sehingga jika ada surat menyurat tidak ada lagi kertas fisiknya. “Tapi semuanya ada di gadget kami, saya tinggal pakai sidik jari, sudah ada tandatangan digital saya. Sehingga saya bisa melakukannya dari mana saja. Nah itu perkembangan yang ada dan sudah mulai berjalan, apa itu WFA. Untuk itu kita butuhkan keamanan cyber,” paparnya.

Gubernur Lemhannas juga berpesan kepada Rektor Uniba dan Wakil Rektor Universitas Mulawarman, kalau di Uniba dan di Unmul belum ada program studi memakai program cyber maka segera dibuat. Karena menurutnya ini adalah tantangan ke depan. Maka ia berharap ke dua universitas ini segera membuat program studi cyber. “Gelarnya disebut Cyber. Bukan Teknologi informasi. Bukan Teknik Komputer, tetapi bergelar Cyber. Dan ini masih sedikit universitas seperti ini di dunia apalagi di Indonesia yang menggunakan gelar cyber,” ujarnya.

Setelah memberikan paparanya, acara dilanjutkan dengan tukar menukar cindera mata. Antara  Rektor Universitas Balikpapan kepada Gubernur Lemhannas RI kemudian dilanjutkan dengan foto bersama seluruh peserta pada kuliah umum ini.

Usai memberikan paparan, sejumlah wartawan melakukan wawancara dengan Gubernur Lemhannas, ia menyebut bahwa kuliah umum ini bermacam-macam yang dibahas, mulai dari sisi budaya, kearifan lokal sampai aspek keinginan untuk tetap terjaga kelestarian lingkungan. Atas pembangunan kontruksi besar yang akan terjadi dalam 5 tahun ke depan yang harapannya benar benar diperhatikan, seperti karakter lingkungan hijau yang ada di seputaran IKN Nusantara.

Di hadapan para jurnalis Gubernur Lemhannas  juga menyampaikan agar pemerintah segera membuat kerjasama antara pemerintah daerah di seputaran Kalimantan Timur dan juga di laut Sulawesi untuk mendapatkan daerah penyangga. “Karena membangun IKN Nusantara itu bukan hanya membangun kota Nusantara, tapi juga ikut membangun Kalimantan, membangun daerah penyangga di laut Sulawesi, bahkan membangun Indonesia. Ini merupakan pekerjaan besar untuk menjadikan Indonesia menjadi kota yang dikagumi di dunia,” pungkasnya.

 

 

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN