Fakultas Kedokteran Segera Dibuka, Dirjen Nakes Kemenkes RI Lakukan Visitasi ke Universitas Balikpapan


BALIKPAPAN--Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan drg. Arianti Anaya, MKM dan Dra. Oos Fatimah Rosyati M. Kes, selaku Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kementrian Kesehatan RI beserta rombongan melakukan visitasi ke Kampus Universitas Balikpapan, Jumat (10/2/2023).

Kunjungan kedua pejabat dari Kementrian Kesehatan RI itu juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Dr. dr. H. Jaya Mualimin Sp.Kj, MARS. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dr. Andi Sri Juliarti. Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono. Para dokter dari Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo dan Tim Kedokteran Universitas Balikpapan.

Pertemuan ini berlansung di ruang Conference Room yang juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH. Ketua Yayasan Billy Away SH, MH,. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Sejumlah Wakil Rektor, Ketua Program Studi, Dekan dan beberapa dosen.

Acara ini diawali dengan sambutan Rektor Uniba. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan, terkait kesiapan dibukanya Fakultas Kedokteran, segala sarana dan prasarana sudah disiapkan. Rektor Uniba juga mengucapkan terimakasih atas kehadiran para undangan yang telah hadir pada kesempatan itu. Rektor Uniba berharap, Uniba yang dekat dengan IKN dan bisa berdiri Fakultas Kedokterannya. “Mudah-mudahan kedepannya dengan dibukannya Fakultas Kedokteran di Universitas Balikpapan ini akan memenuhi jumlah tenaga dokter yang ada di Kaltim yang jumlahnya masih kurang,” ujarnya.

Rektor Uniba menambahkan, semua upaya telah dilakukan, semua persyaratan telah dipenuhi dan dengan adanya moratorium, itu karena Uniba yang memperjuangkan. Walau demikian, meski moratarium telah diterbitkan, namun yang menikmati justru perguruan tinggi yang ada di Pulau Jawa, bukan di Kaltim. Rektor Uniba juga menyampaikan, dalam pertemuan ini merupakan hari yang penuh berkah yaitu tanggal 10 Februari. “Sehingga kita akan kenang, sebagai hari disetujuinya Fakultas Kedokteran Uniba, mudah-mudahan segera mendapatkan rekomendasi dari Kementrian Kesehatan. Dan juga, gedung Fakultas Kedokteran telah ditandatangani di prasasti oleh Menteri Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu. Untuk itu, paling tidak tahun ini atau paling lambat tahun depan sudah ada Fakultas Kedokteran di Universitas Balikpapan ini,” ujar Rektor Uniba.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dalam sambutannya mengatakan, ada dua Fakultas Kedokteran yang sedang diupayakan, yaitu UMKT Samarinda dan Uniba. Dimana ke dua universitas ini sudah divisitasi oleh Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI pada hari ini. Menurut dr. Jaya Mualimin progres untuk pendirian Fakultas Kedokteran ini sangat baik. Sedangkan untuk mendatangkan visitor dari Kemenkes ini menurut dr. Jaya sangat sulit. Dan dengan moratorium yang baru, itu atas keinginan dari Menteri Kesehatan RI, untuk memenuhi quota dokter yang tersedia di Indonesia. Maka perlu dibuka Fakultas-Fakultas Kedokteran di bagian timur Indonesia. Seperti di Papua, Maluku dan sebagainya. Tentu di Kalimantan Timur juga merupakan bagian dari Indonesia Timur. “Jangan sampai kita itu dilangkahi. Kemarin ketika kita membangun rumah sakit tingkat nasional, kita dilangkahi. Ternyata dibangunnya di Makasar, padahal kita juga ingin memiliki rumah sakit skala nasional di kaltim. Tetapi walaupun kita dilangkahi IKN ada di kita,” ujar dr. Jaya.

Dibukanya Fakultas Kedokteran itu menurut dr. Jaya adalah untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan, khususnya di Kalimantan Timur. Karena rasio dokter dengan penduduk Indonesia, ternyata kalah dengan Singapura. Bahkan Indonesia di bawah Vietnam. Makanya Menkes sempat bingung, kok bisa demikian. Untuk itu dr. Jaya berharap Uniba menjadi pelopor sebagai universitas yang ada di Kalimantan Timur khusus universitas swasta.

Lebih lanjut dr. Jaya mengatakan, bahwa Indonesia masih kekurangan tenaga dokter di daerah-daerah yang jauh. Dan yang paling banyak kekurangannya adalah tenaga dokter gigi. Menurutnya' kalau dokter umum itu hal biasa, walaupun dipaksakan. Seperti di Kubar, ada 19 Puskesmas dan dokter giginya cuma 8 orang. Jauh sekali, makanya Universitas Mulawarman sedang membuka jurusan kedokteran gigi dan masih satu atap dengan Fakultas Kedokteran dan nantinya akan menjadi Fakultas Kedokteran Gigi, karena Unmul sudah ada rumah sakit kedokteran giginya. “Mudah-mudahan di Universitas Balikpapan bisa secepatnya, begitu izin operasionalnya sudah muncul. Maka harus dibangun rumah sakit pendidikan,” ujarnya.

Sementara itu, Rendi Susiswo Ismail dalam sambutannya menyampaikan, pendirian Fakultas Kedokteran di Universitas Balikpapan ini membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Bahkan kepada semua pihak sudah dilakukan pendekatan untuk meyakinkan bahwa layaknya Universitas Balikpapan memiliki Fakultas Kedokteran. Hal ini dikarenakan, kebutuhan Fakuktas Kedokteran di Kaltim hanya ada satu saja.  Sehingga ditahun 2016 lalu, Uniba berinisiatif untuk mendirikan fakultas Kedokteran dan bekerja sama dengan beberapa universitas yang ada di pulau Jawa. “Kita berjuang untuk kemudian diberikan ruang untuk mendirikan fakultas kedokteran. Sampai jalur-jalur politik pun kita tempuh, hingga di Komisi sepuluh di DPR RI,” ujar Rendi Ismail.

Lebih lanjut Rendi mengatakan, sudah ada lebih seratus perguruan tinggi yang mengajukan Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia. Dan yang paling banyak mengajukan adalah perguruan tinggi yang berada di pulau Jawa. Dan banyak sekali persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. “Dan Alhamdulillah, Bu Dirjen membuka hati, untuk melakukan visitasi ke kampus Universitas Balikpapan agar Uniba segera mendapatkan rekomendasi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama drg. Arianti Anaya, MKM, dalam beberapa sambutannya mengatakan, pihaknya menyambut baik keinginan Universitas Balikpapan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran. Menurutnya, Indonesia ini masih kekurangan dokter. Menurutnya, jika melihat WHO satu banding seribu, maka seharusnya Indonesia itu mempunyai 277ribu dokter dengan jumlah penduduk 277 juta jiwa. Tapi sampai saat ini, Indonesia hanya memiliki 170 ribu dokter. “Berarti masih ada seratus ribu dokter yang kurang. Dan kalau kita bandingkan dengan negara-negara Asean, kita itu nomor tiga terendah. Kita cuma di atas Kamboja dan Laos,” ujar Arianti Anaya.

Menurutnya, ini menjadi PR besar, karena selama ini dokter ini dinilai cukup, namun setelah dikumpulkan semuanya, ternyata tidak cukup. Bahkan masih ada 500 Puskesmas tanpa dokter di Indonesia. Termasuk di Balikpapan ini, ada 28 Puskesmas. Jika melihat kebutuhannya, ada 3900 dokter, tetapi saat ini baru ada 2000 dokter dan masih ada kekurangan 1900 sampai 2000 dokter di Kaltim. “Dan baru ada satu Fakultas Kedokteran di Kalimantan Timur ini, yaitu di Universitas Mulawarman, yang lulusannya hanya 75 orang pertahun,” ujarnya.

Terlebih dengan ditetapkannya IKN di Kaltim, pasti menambah jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan tenaga dokter turut meningkat. Dan upaya Kementrian Kesehatan untuk mempercepat kebutuhan dokter ini adalah salah satunya membuka Fakultas Kedokteran di daerah, seperti di Universitas Balikpapan ini. “Karena kalau fakultas kedokteran dari Jakarta misalnya, didorong ke Balikpapan apalagi ke Papua, semakin kecil kemungkinan. Jadi yang paling benar adalah membuka fakultas kedokteran di daerahnya masing-masing. Sehingga terkait jumlah dan distribusi yang tadinya jadi masalah itu bisa diselesaikan,” kata Arianti Anaya.

Namun untuk mendirikan Fakultas Kedokteran, kualitas pun tidak bisa diabaikan. Karena sebagaimana diketahui dokter sangat dekat pasien senti. Yang menurutnya banyak kejadian kematian bukan karena alatnya yang tidak ada, tapi juga dokternya yang tidak melakukan diagnose yang baik. Jadi ini menjadi PR besar bagi Uniba untuk mendirikan fakultas kedokteran dan biasanya memang Dikti mempersarankan standar yang lebih tinggi. Salah satu yang diminta Dikti adalah rekomendasi Kementrian Kesehatan.

Usai menyampaikan kata sambutan, drg. Arianti Anaya dan peserta lainnya langsung meninjau seluruh sarana dan prasarana Fakultas Kedokteran yang ada di kampus Uniba. Seperti meninjau ruang, Laboratorium Patalogi Klinik. Laboratorium Bilogi dan Mikro Biologi. Laboratorium Anatomi dan Patalogi Anatomi dan Laboratorium Keterampilan Klinis. Usai meninjau seluruh sarana dan prasarana Fakultas Kedokteran Uniba acara dilanjutkan dengan momen foto bersama.  

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN