BALIKPAPAN—Universitas Balikpapan menggelar shala Idul Adha 1446H yang dilaksanakan di halaman kampus Universitas Balikpapan, Jumat (6/6/2025).
Hadir pada pelaksanaan shalat Idul Adha ini diantaranya Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. MH. Para pejabat struktural dan dosen Universitas Balikpapan serta warga sekitar kampus.
Dalam shalat Idul Adha ini, yang menjadi khatib dan imam Ustazd Baharun Musaddat, LC dari Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Dalam khotbahnya, Ustadz Baharun Musaddat menyampaikan, Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah sosok seorang ayah yang paling rajin dan paling sering dan bahkan tidak pernah lelah dalam mendoakan anak-anaknya. Bahkan doa-doa beliau Allah Subhanahu Wa Ta'ala abadikan di dalam Alquran, “Kata Ibrahim, Ya Allah karuniai aku anak-anak yang saleh Rabbi Jallallah Ya Allah. Jadikanlah aku dan anak-anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhan kami perkenankanlah doa kami,” ujarnya.
Lebih lanjut dalam khotbahnya, Ustadz Baharun menyampaikan, keteladanan sesungguhnya pondasi pertama dalam mendidik anak, bukan pada di tangan guru pada sekolah, pesantren, atau lembaga pendidikan manapun. Menurutnya pondasi utama adalah seorang ayah sebagai imam dan ibu sebagai Al Madrasah Al Ula sebagai sekolah anak-anak dalam membimbing mereka.
Nabiyullah Ibrahim Alaihissalam di antara hikmah mengapa beliau membawa istri dan anak-anaknya, salah satunya Ismail, adalah ingin menempatkan anaknya di sebuah lingkungan yang mendukung untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Alquran menjelaskan, siapa yang sama-sama dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka madrasah sebagai yang pertama tempat pembinaan, pemahaman dan pembiasaan dalam menegaskan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, sesungguhnya keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat namun memiliki peran yang sangat penting yang dimulai dari rumah, dari pelukan seorang ibu dari bimbingan seorang ayah dari suasana yang menghidupkan nilai-nilai Islam dalam keseharian. “Ketika ibu dan ayahnya bisa menjadi teladan, menjadi figur kesabaran, kedisiplinan dan keteguhan untuk menerapkan syariat, maka akan lahir generasi yang kokoh, akan lahir generasi yang punya komitmen terhadap kebaikan serta ketahanan dalam menghadapi tantangan zaman,” ujar Ustadz Baharun.
Nabi Allah Ibrahim Alaihissalam bersama dengan istrinya Siti Hajar adalah sosok teladan yang baik bagi anak-anaknya. Di sinilah pentingnya pendidikan kepada anak memberikan tarbiyah dan dengan keteladanan dan komunikasi yang baik kepada anak-anaknya. “Ibu adalah madrasah awal bagi anak-anaknya. Ibulah yang membentuk anak-anaknya menjadi anak yang shaleh, bertaqwa dan berbakti kepada orang tuanya,” pungkasnya.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN