BALIKPAPAN—Universitas Balikpapan turut mengikuti acara Aksi Nyata Revolusi Mental Melalui Rangkaian Penanaman 10 juta pohon yang diikuti oleh sekolah, perguruan tinggi, perwakilan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan dari 34 provinsi. Acara ini digelar secara virtual di seluruh provinsi yang ada di Indonesia, termasuk di Universitas Balikpapan, Selasa (24/05/2022)
Aksi Nyata Revolusi Mental Melalui Rangkaian Penanaman 10 juta pohon ini digelar di SMP PGRI Denpasar, Bali, dengan dihadiri Sekretaris Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Septian Nugraha, Deputy bidang Revolusi Mental Sigit Wahyudi, Sekretaris Kementrian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Suantini, Direktur Perbenihan yang mewakili Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian Indri Pertiwi, Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa dan sejumlah pejabat utama di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar serta hadir pula Forum Komunikasi Pejabat Daerah Kota Denpasar.
Aksi penanaman 10 juta pohon ini dilakukan serentak tepat pada pukul 09.00 WITA di halaman Kampus Universitas Balikpapan dan diikuti pula oleh sekolah-sekolah, sejumlah perguruan tinggi, pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan bisa disaksikan langsung secara virtual dalam waktu yang sama.
Untuk Universitas Balikpapan sendiri, jenis pohon yang ditanam adalah bunga Tabebuya atau istilah latinnya Handroanthus Chrysotrichus. Penanaman pohon ini dipimpin langsung Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Darma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH, dan untuk aksi penanaman pohon dilakukan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Darma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Belli Away, SH, MH dan Wakil Rektor Bidang Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Almuni Ir. Rahmat Rusli, ST, MT, serta hadir pula sejumlah civitas akademika Universitas Balikpapan.
Secara terpisah melalui virtual Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam sambutannya menyampaikan, aksi penanaman 10 juta pohon ini merupakan antisipasi kerawanan bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Kemudian perubahan iklim yang sudah melanda Indonesia. Di mana potensi bencana alam akan diikuti dengan adanya perubahan iklim. “Yang tidak kalah penting, kita sedang berusaha untuk keluar dari bencana non alam, yang sekarang ini masih berada di tengah kita yaitu Covid 19,” ujar Muhadjir Effendy.
Lebih lanjut Muhadjir Effendy mengatakan, beberapa tahun terakhir ini kejadian bencana di Indonesia paling banyak adalah akibat metereologi, maka dari itu perlu adanya upaya pengendalian perubahan iklim tersebut. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa mengingat perubahan iklim berupa ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Untuk itu menurut Muhadjir, maka kemitraan, kesetiakawanan dan kerjasama global merupakan kata kunci dalam upaya bangsa ini untuk mengatasi berbagai macam akibat negatif dan akibat buruk dari perubahan iklim tersebut.
Muhadjir Effendi selaku ketua panitia penanaman 10 juta pohon secara serentak kali ini, sangat mendukung dengan adaya aksi nyata revolusi mental melalui rangkaian penanaman 10 juta pohon di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Menurut Muhadjir Effendi, Presiden Joko Widodo juga selalu mewanti-wanti jika ada program penanaman pohon itu jangan hanya jargon. Jika menanam sejuta pohon betul-betul harus satu juta yang ditanam. Jadi kali ini adalah menanam 10 juta pohon maka juga harus betul-betul 10 juta pohon.
“Oleh sebab itu pada kesempatan ini, saya minta, masing masing yang terlibat dalam Gerakan Nasional Penanaman 10 juta Pohon ini hendaknya mencatat berapa jumlah pohon yang ditanam di tempat masing masing. Dan jenisnya pohon juga disebutkan dan dicatat. Kemudian ditanam di mana dan jumlahnya berapa. Sehingga kita yakin betul bahwa memang ini betul betul penanaman 10 juta pohon. Jangan sampai namanya 10 juta pohon tapi yang ditanam hanya ratusan pohon. Dan semua laporan dari daerah-daerah dalam aksi penanaman 10 juta pohon ini akan saya laporkan ke Bapak Presiden segera,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Darma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Belli Away SH, MH, mengatakan, bahwa aksi penanaman 10 juta pohon ini sangat bagus. Dikarenakan dengan mulai rusaknya bumi ini, maka semua lapisan masyarakat termasuk kalangan akademisi kembali berpartisipasi untuk menghijaukan seluruh wilayah yang ada di Indonesia, termasuk Kota Balikpapan. Menurutnya, jika dilihat sekarang ini dampak perambahan hutan dan batu bara sudah banyak berdampak terhadap lingkungan yang ada di beberapa daerah di Kalimantan Timur. “Yang dulu, yang katanya, pulau Kalimantan itu adalah paru paru dunia namun sekarang ini sudah mulai tergerus sebagian. Jadi partisipasi kita dari akademisi, dari kampus, itu sangat dibutuhkan dan kembali berperan serta untuk menghijaukan kembali pulau Kalimantan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut Belli Away mengatakan, dengan aksi penanaman 10 juta pohon ini dapat membuat masyarakat teduh serta menjadi sumber oksigen bagi seluruh masyarakat yang ada di sekitarnya. Jika dilihat di Kalimantan Timur ini, menurut Belli Away masih belum terasa. Karena masih banyak pohon. Namun menurutnya, aksi penanaman 10 juta pohon ini sangat bagus, terlebih dilakukan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia. “Dengan adanya peran serta warga dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia, maka aksi penanaman 10 juta pohon ini berdampak sekali untuk menghijaukan kembali wilayah kita dengan gerakan-gerakan seperti ini. Itu saya fikir itu hal yang sangat positif dan sangat baik,” pungkasnya.
Sumber : Humas Universitas Balikpapan