Dihadiri Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri, Uniba Gelar Bincang-Bincang IKN


BALIKPAPAN—Universitas Balikpapan menggelar acara “Bincang-Bincang IKN” dengan tema “Membangun IKN Baru yang Adil dan Bermartabat” yang digelar di Conferrence Room Kampus Universitas Balikpapan, Jumat siang (03/06/2022).

Hadir pada acara itu diantaranya Wakil Komisaris Utama PT Bank Mandiri Persero Drs Andrinop Chaniago M.Si, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. Rendi Susiwo Ismail, SE, SH, MH,. Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Belly Away SH, MH. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. M. Isradi Zainal, M.T.,M.H.,M.M.,DESS-CAAE.,A.Eng, IPU dan Rektor Universitas Mulawarman Prof Dr Masjaya M.Si, serta dihadiri oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ormawa dari berbagai fakultas yang ada di Universitas Balikpapan.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. Rendi Susiwo Ismail, SE, SH, MH, dalam sambutannya menyampaikan, kehadiran Drs Andrinop Chaniago adalah sebuah kesempatan langka, karena beliau adalah salah seorang yang punya komitmen luar biasa sebagai inisiator tentang arti pentingnya pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke daerah lain. “Dan kita bersyukur ternyata inisiatif dari Pak Chaniago, membuat Pak Jokowi jatuh hati kepada Kalimantan Timur dan menjadikan provinsi ini sebagai daerah yang secara tepat untuk dijadikan sebagai ibu kota negara. Saya sebagai ketua Yayasan mengucapkan terimakasih dan saya kira nanti di forum ini, untuk para adik-adik sebagai pewaris sah republik ini, adalah pewaris masa depan, untuk itu manfaatkan forum pertemuan ini dengan sebaik-baiknya ,” ujar Rendi Susiswo Ismail.

Dalam sesi ini, yang pertama tampil sebagai narasumber adalah Drs Andrinop Chaniago M.Si, tentang pemindahan Ibu Kota Negara itu sesungguhnnya ada 15 alasan. Namun jika dijabarkan dalam forum ini, menurutnya butuh waktu yang sangat lama untuk dipaparkan dalam forum ini. Menurutnya bagaimana caranya menyongsong IKN ke Kabupaten PPU, khususnya di Balikpapan, termasuk perguruan tinggi yang terdiri para mahasiswa dan para dosen. Kemudian kalangan pemerintahan , mulai dari kota, kabupaten dan provinsi. Pelaku-pelaku usaha. Kelompok-kelompok masyarakat. Termasuk juga tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan semuanya diharapkan faham bahwa ini adalah rencana yang lebih banyak manfaatnya. “Jadi bagaimana kita mempersiapkan diri pribadi sencara individu, secara kelompok, institusi dan sebagainya,” ujarnya.

Lebih lanjut Chaniago menyampaikan, dipilihnya PPU sebagai IKN Nusantara karena lokasinya persis di tengah tengah di negara kepulauan Republik Indonesia. Walau dirinya mengaku, posisi PPU memang bukan mutlak di tengah tengah Indonesia. Kemudian dia juga menyebutkan, bahwa penetapan IKN Nusantara di PPU tidak serta merta asal tunjuk saja. “Tidak benar kami menunjuk IKN Nusantara itu asal saja. Sebab membutuhkan riset dan kajian yang memakan waktu terbilang lama,” ujar Chanigo yang juga mantan Bapennas tahun 2015 ini.

Menurutnya pemindahan ibu kota ini sudah dimulai sejak tahun 2005 yang lalu. Namun di zaman Presiden Jokowi ini baru bisa terealisasi. Itupun banyak faktor yang mesti diperhatikan. Diantaranya, SDM warga setempat. Menurut Chaniago, SDM yang ada di PPU maupun kota Balikpapan sebagai kota penyangga tidak hanya memiliki gelar sarjana saja, namun juga harus memiliki skill. “Konsepnnya adalah bangun skilnya bukan gelarnya. Sehingga mereka bisa membuktikan setelah dengan adanya skill. Alhamdulillah, di sini ada Uniba sebagai universitas terkemuka di Kaltim. Untuk itu terapkanlah mahasiswanya, sehingga visi misinya harus betul-betul diterapkan. Jangan sampai kita jadi penonton selama progress pembangunan IKN ini,” ujarnya.

Sementara itu Rektor Universitas Mulawarman Prof Dr Masjaya menyampaikan, bahwa mahasiswa harus optimis, bagaimana faktor pembangiunan nasional bisa merata dengan cara memindahkan ibukota. “Begitu pula dengan keadilan di Kaltim, khususnya di PPU bisa terwujud. Dan ini akan kita sampaikan ke Bappenas,” ujar Masjaya.

Prof Masjaya juga menyampaikan, akan ada 400.000 tenaga kerja yang nantinya berada di IKN. Untuk itu ia menghimbau agar masyarakat Kaltim, khususnya PPU dan Balikpapan harus memiliki sertifikasi. “Mari kita isi kesempatan ini dengan meningkatkan skill kita. Jadi jangan berharap gelar sarjana saja,” imbuh Prof Masjaya.

Masjaya mengaku, bahwa SDM yang ada di Kaltim dinyatakan siap, khususnya para alumni di Universitas Mulawarman. Begitu pula dengan Rektor Uniba Dr Ir Isradi, ia menyampaikan  hal yang serupa. Di hadapan sejumlah wartawan Masjaya dan Isradi menyampaikan bahwa mereka mau untuk memberikan pelatihan. “Iya kami mau, jadi dari aktifitas fisik kita mau, yang lainnya bisa mandiri. Fisik, kami ingin masyarakat lokal terlibat. Salah satu caranya, agar bisa terpenuhi kita persiapkan SDMnya dalam hal memberikan pelatihan supaya dapat sertifikasi. Pelatihannya banyak, salah satunya melalui BNSP itu untuk membuktikan mendapatkan sertifikat,” ujar Masjaya.

Lebih lanjut Masjaya mengatakan, saat ini mereka sedang melakukan pemetaan. Berapa jumlah masyarakat di PPU yang siap dan masuk pada posisi yang sangat dibutuhkan. Jika pemetaannya sudah ada, mana yang dilatih dan mana yang akan ditingkatkan. “Kemudian kita kerjasama sama siapa, nanti kita carikan. Uniba berperan itu. Sementara untuk BLKI yang ada di Balikpapan dia hanya mampu memberikan  pelatihan 2 kali dalam setahun. Dan dalam angkatannya, itu satu angkatan hanya 16 orang. Kapan kalau begini sesesainya? Makanya kita memerlukan apirmasi , perlakuan khusus. Agar warga lokal bisa mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikasi sesuai bidangnya masing-masing. Dan jangan sampai kita sebagai penonton di rumah sendiri,” pungkasnya.

 

Sumber Humas Balikpapan