BALIKPAPAN—Universitas Balikpapan mendapatkan kehormatan untuk mengelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Transformasi Ekonomi Kaltim Pasca Kehadiran IKN” yang digelar di ballroom Kampus Universitas Balikpapan, Selasa (15/5/2024).
FGD ini diprakarsai oleh Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan dihadiri diantaranya Wakil Ketua DPD RI Dr. H. Mahyudin, S.T., M.M. Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi (Yapenti) Dharma Wirawan Kalimantan Timur (DWK) Dr. H. Rendi Susiswo Ismail. Ketua Yapenti Billy Away SH. MH. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Beberapa pejabat struktural Universitas Balikpapan serta 100 mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di Universitas Balikpapan.
Acara ini diawali dengan sambutan Billy Away SH. MH. Dalam sambutannya Ia menyampaikan bahwa pihaknya merasa berbahagia atas kehadiran Wakil Ketua DPD RI Dr. Mahyudin yang merupakan putra asli Kalimantan Timur. Menurut Billy Away, banyak hal yang bisa didiskusikan maupun masukan-masukan dari Dr. Mahyudin untuk Universitas Balikpapan. Untuk itu Ia berharap agar para mahasiswa bisa aktif menyimak dan mengajukan beberapa pertanyaan terkait adanya IKN Nusantara. “Supaya di generasi-generasi yang akan datang, mahasiswa ini bisa langsung berkiprah, bukan hanya menjadi orang-orang yang sekadar tahu bahwa IKN ada di Kalimantan Timur. Namun diharapkan, para mahasiswa Uniba nantinya juga memiliki peranan di IKN Nusantara,” ujarnya.
Menurutnya, FGD ini peluang yang sangat bermanfaat dan bisa menjadi pembelajaran bagi mahsiswa. Namun tanpa adanya kerja keras, maka mahasiswa harus mempersiapkan diri dan siap menghadapi tantangan. Bahkan sekarang ini, beberapa perguruan tinggi di sekitar Uniba dan juga di luar provinsi Kaltim juga sudah mempersiapkan diri. “Jadi kalau kita sendiri yang ada di sekitar IKN ini, agar bisa menjadi mahasiswa yang hebat dan bermanfaat. Maka sejak saat inilah kalian sudah mulai mempersiapkan diri agar nantinya bisa berkontribusi atau bahkan diangkat menjadi ASN di IKN Nusantara,” pungkas Billy Away.
Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan sambutan Dr. Ir. Isradi Zainal. Dalam sambutannya, Dr. Isradi Zainal menyampaikan bahwa Dr. Mahyudin ini layak jadi panutan bagi anak muda, khususnya pemuda di Kalimantan Timur. Menurut Dr. Isradi Zainal, Dr. Mahyudin ini memiliki karir politik dan jabatan politik yang mentereng. Mulai dari zaman muda, sudah menjadi anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, Wakil Bupati Kabupaten Kutai Timur. Kemudian menjadi Bupati Kutai Timur. Ketua DPD Partai Golkar Kaltim. Wakil Ketua MPR RI. Wakil Ketua DPD RI. “Dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Nah ini membanggakan kita semua, sebab ada warga Kaltim yang memiliki pengalaman dan beberapa kali mendapatkan posisi-posisi strategis di legislatif,” ujar Dr. Isradi Zainal disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang hadir di ruang tersebut.
Dr. Isradi Zainal mengucapkan terimakasih kepada DPD RI yang telah difasilitasi dengan digelarnya FGD ini. Apalagi topik yang disampaikan mengenai IKN, khususnya dampak keberadaan IKN di Kaltim, khususnya ekonomi. “Dan ini sangat luar biasa, sebagai wujud DPD RI perwakilan Kalimantan Timur untuk memberikan wawasan kepada adik-adik sekalian, bahwa IKN itu masa depan yang begitu luar biasa canggihnya, Sehingga diharapkan para mahasiswa Uniba dapat meraih kesempatan tersebut. Untuk itu persiapkanlah diri kalian sebaik-baik mungkin,” pungkas Dr. Isradi Zainal.
Setelah menyampakan sambutannya, acara dilanjutkan ke acara inti, yaitu paparan yang disampaikan Dr. Mahyudin. Beberapa yang dikutip dari paparannya diantaranya, menurutnya generasi muda itu harus lebih baik dari sekarang. Sebab generasi muda itu berada pada seluruh mahasiswa. Ia juga menyampaikan, tidak ada orang yang tergantikan, walau mau sehebat apapun orang itu. “Setiap orang ada masanya. Dan setiap masa ada orangnya. Dan masa-masa yang akan datang adalah giliran adk-adik mahasiswa untuk membangun bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai ini,” ujar Dr. Mahyudin.
Lebih lanjut Dr. Mahyudin menyampaikan, dalam sistem perwakilan di Indonesia dikenal dengan adanya lembaga perwakilan rakyat dan dewan perwakilan daerah. Keduanya memiliki fungsi perwakilan yang berbeda. Menurutnya, tugas DPR itu sebenarnya hanya tiga. Pertama legislasi, membuat undang-undang. Yang ke dua budgeting, yaitu menyiapkan anggaran atau menyetujui anggaran. Dan yang ke tiga adalah super visi. “Tiga saja tugas DPR itu, jadi kalau ada angota DPR cawe-cawe urusan proyek itu sudah melangar Tupoksinya. Dan ini terbukti, sudah banyak angggota Dewan yang dihukum karena terlibat korupsi dan gratifikasi,” ujar mantan Bupati Kabupaten Kutai Timur tersebut.
Menurut Dr. Mahyudin, pembangunan itu bukan hanya membangun jalan, jembatan dan bangunan. Namun ada juga membuat undang-undang untuk menciptakan keamanan, Kantibmas, yang tentunya butuh pikiran yang panjang. Jadi misalnya DPRnya ditaruh di Komisi III yang membidangi keamanan. “Nah itu pembangunan yang tidak dilihat. Dan ini masyarakat kita, kadang ga paham atau bahkan pura-pura ga paham. Sehingga banyak warga yang menyerang. Memang tidak terlihat hasilnya, namun dapat dirasakan. Yaitu rasa aman yang saat ini kita nikmati bersama-sama. Rasa aman itulah yag mahal, karena adanya aparat, baik polisi maupun TNI. Inilah salah satu tugas Komisi tiga,” ujarnya lagi.
Dipenghujung paparannya, sumber daya alam, seperti tambang dan galian, sudah seharusya bertumpu pada sumber daya manusia yang perlu diprioritaskan. Jika Indonesia mau belajar dengan Singapura atau Swiss yang tidak memiliki sumber daya alam. Seperti Singapura, bisa menjadi negara pengekspor minyak mentah, padahal Singapura sendiri tidak memiliki sumber minyak. “Jadi sumur minyak dari Ajarbaizan dia borong semuanya. Pilih kontrak beli mereka. Begitu Indonesia mau beli minyak di Ajarbaizan, maka Ajarbaizan mengatakan, bahwa minyaknya sudah dibeli oleh Singapur, maka silahkan membeli dengan Singapur,” imbuhnya.
Begitu pula dengan Swiss yang tidak memiliki tambang emas, namun bisa menjadi negara pengekspor emas terbesar di Eropa. “Padahal tidak punya tambang emas, dia hanya bertugas memurnikan emas yang belum murni. Lalu diekspor ke beberapa negara di seluruh dunia. Dan emas dari Swiss terkenal sangat baik atau emas murni,” kata Dr. Mahyudin.
Kalau sumber daya manusia Indonesia itu handal dan kuat, maka Indonesia bisa tidak tergantung lagi dengan tambang. “Untuk itu, kita bisa menjual jasa, menjual wisata. Dan sumber daya manusia kita mulai dari sekarang sudah harus sanggup bersaing, kompeten dan adaptip di dalam memasuki era seperti sekarang ini,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail menyampaikan, kehadiran Dr. Mahyudin ke kampus Universitas Balikpapan untuk kesekian kalinya tentu saja memberikan banyak manfaat, termasuk memberikan pembekalan kepada para mahasiswa Uniba. Terkait dengan ditetapkannya Kabupaten PPU sebagai IKN Nusantara, Rendi berharap kepada seluruh mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bahkan ke depan, di IKN itu membuka ruang kesempatan yang sangat luar biasa. Agar mahasiswa Uniba dapat meraih kesempatan tersebut.
“Kenapa kita tidak dikasih ruang dan kesempatan. Namun ketika diakomodir, diberi ruang, diberi kesempatan, ternyata kita memang rendah secara kualitas, secara kompetensi dan SDM. Dan kita memang harus akui. Untuk itu kita harus bersiap dan mempersiapkan diri. Dan ini komitmen kami dari Universitas Balikpapan, bagi sarjana-sarjana dari Uniba sudah harus memiliki kemampuan yang tidak saja cukup berdaya saing, tetapi mampu diuji secara kualitas, secara mumpuni dan secara kompetensi,” pungkasnya.
Usai menyampaikan materinya, acara dilanjutkan penukaran cinderamata dan buku hasil karya Rektor Uniba kepada Dr. Mahyudin dan dilanjutkan dengan momen foto bersama.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN