BALIKPAPAN—Universitas Balikpapan menggelar 1st International Conference on Renewable Energy and Sustainable Community Transformation (ICORESCT) atau Konferensi Internasional tentang Energi Terbarukan dan Berkelanjutan yang digelar di Swiss Bell Hotel Balikpapan, Jumat (5/10/2023).
Kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya digelar dan diikuti oleh Universiti Brunei Darussalam. Universiti Malaysia Sarawak dan Universitas Mulawarman.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Billy Away SH. MH. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Wali Kota Balikpapan H. Rahmat Mas’ud. Prof. Dr. Rudianto Amirta dari Universitas Mulawarman. Kepala Sekretariat Borneo Studies Network (BSN). Direktur Pusat Ilmu Material dan Energi Tingkat Lanjut (CAMES), Universiti Brunei Darussalam, Dr Hanif Mahadi. Salah satu ketua Kelompok Penelitian Keanekaragaman Hayati, Studi Kalimantan Network (BSN). Universiti Brunei Darussalam, Dr Norhayati Ahmad. Direktur Pusat Keberlanjutan Universitas (USC). Universiti Malaysia Sarawak, Noraziah Abdul Wahab. Mentor CBPR, Qadim Hub, Universiti Malaysia Sarawak.Asosiasi. Prof Dr Rafeah Wahi dan Dekan Fakultas Sastra Universitas Balikpapan, Dr.Jepri Nainggolan. Serta sejumlah Dekan, Kaprodi dan mahasiswa Universitas Balikpapan turut serta mengikuti acara yang baru pertama kali digelar ini.
Konferensi ini juga dihadiri oleh akademisi, peneliti, profesional, praktisi, mahasiswa, dan pemangku kepentingan lainnya yang tertarik pada transformasi masyarakat berkelanjutan dan ilmu material, serta energi terbarukan.
Walikota Balikpapan H. Rahmad Mas’ud dalam sambutannya menyampaikan, kehadiran Universiti Brunei Darussalam dan Universiti Serawak Malaysia menurutnya satu rumpun dengan Indonesia, yaitu rumpun Melayu.
Selanjutnya Rahmad Mas’ud menyampaikan, kegiatan ini akan mendapatkan manfaat luar biasa terkhusus untuk generasi-generasi penerus, khususnya para mahasiswa. Agar mampu menciptakan daya saing yang tinggi dan menciptakan SDM yang berkualitas. Ini terbukti dengan adanya hubungan antara Uniba yang mampu menggelar acara ini dengan mengundang Universiti Brunei Darussalam dan Universiti Serawak Malaysia.
Rahmad Mas’ud menyampaikan dengan didigelarnya acara ini, antara Uniba dengan Universiti Brunei Darussalam dan Universiti Serawak Malaysia dipertemukan di acara ini dengan satu tujuan, agar bagaimana generasi muda bisa cerdas. Bukan secara intelektual saja, tetapi juga cerdas secara spiritual. Dengan keyakinan yang berbeda, mungkin ada yang dari non muslim, seperti Kristen, Khatolik, Hindu dan Budha. Ia selalu menyampaikan dan selalu mengingatkan kepada pemuka agama agar para generasi muda itu ditanamkan keyakinan kepada mereka sejak masih remaja. Karena kalau anak pintar tetapi keyakinannya sesuai dengan keyakinan agama yang diyakininya, tidak dapat dilaksanakan dan tidak diimplementasikan, Ia khawatir generasi penerus bisa saja pintar nanti tapi tidak benar hidupnya. “Tetapi kalau kita selalu tanamkan nilai-nilai agama dari para tokoh agama itu kepada generasi muda kita. Maka anak-anak kita sudah mampu membentengi dirinya di era globalisasi seperti saat ini,” pesan Rahmad Mas’ud.
Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan paparan yang disampaikan oleh Rektor Uniba dengan tema IKN Nusantara, Sustainable, Forest, Sponge, Resilient and Smart City atau kota berkelanjutan, hutan, spons, kota tangguh dan cerdas. Beberapa materi yang disampaikannnya dalam bahasa Inggris itu adalah bahwa IKN itu, ada beberapa aspek yang mendorong pengambilan keputusan, yaitu menyebarkan penduduk secara lebih merata ke seluruh pelosok negeri (sekitar 57% wilayah penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa). Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa (kontribusi ekonomi Pulau Jawa sebesar 59,0% terhadap PDB Nasional). Krisis air bersih di Pulau Jawa (khususnya di Jakarta dan Jawa Timur). Tingginya tingkat konversi lahan di Pulau Jawa. Urbanisasi yang terkonsentrasi di Kota Metropolitan Jakarta yang menyebabkan tingginya kemacetan lalu lintas dan polusi udara. Serta Menurunnya daya dukung dan tingginya tingkat kerugian ekonomi di Jakarta, seperti bahaya banjir, gempa bumi dan penurunan tanah.
Lebih lanjut Rektor Uniba memaparkan, mengapa ibu kota baru direlokasi dari Jakarta ke PPU dan Kutai Kertanegara? Hal ini dikarenakan risiko bencana minimum. Strategi lokasi di indonesia Tengah. Dekat dengan kota berkembang. Infrastruktur lengkap. Tersedia tanah negara 158.000 hektar. Dekat dengan pelabuhan dan bandara. Kemiringan tanah dan daya dukung tanah. Ketersediaan sumber daya udara. Kemampuan dukungan sosial budaya, terutama keterbukaan terhadap imigrasi. Memenuhi parimeter pertahanan keamanan. Memiliki potensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan simbol identitas nasional dan NKRI.
Dalam paparannya Rektor Uniba juga menyampaikan, mengapa ibukota baru direlokasi dari Jakarta ke PPU dan Kutai Kertanegara? Karena di Jakarta kelebihan penduduk, polusi, naiknya permukaan air laut, penurunan tanah, gempa bumi, distribusi yang tidak merata. Lokasi ibu kota baru memiliki aksesibilitas tinggi dan dekat dengan 2 kota besar seperti Balikpapan dan Samarinda. Struktur penduduknya heterogen dan terbuka sehingga potensi konflik dinilai rendah. Pertahanan dapat didukung oleh tri dimensi darat, laut dan udara. Kalimantan Timur juga dinilai sebagai lokasi yang aman dengan ancaman bencana yang minim. Kawasan ini masih mempunyai lahan yang luas dan berstatus hutan produksi (HP) dan perkebunan. Hadirnya infrastruktur utama seperti jalan tol Balikpapan-Samarinda dan Trans Kalimantan, bandar udara di Balikpapan dan Samarinda, Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau, Balikpapan dan Pelabuhan Semayang. Lokasi IKN Nusantara disebut mempunyai sumber air baku dari 3 waduk yang sudah ada, 2 waduk yang sedang direncanakan, 4 sungai dan 4 daerah aliran sungai. Dan pemerintah melihat wilayah tersebut berada di jalur laut kepulauan Indonesia II (Selat Makassar).
Setelah menyampaikan paparannya, acara dilanjutkan dengan paparan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Rudianto Amirta Agr.Sc selaku Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Kali ini Prof. Rudianto juga menyampaikan paparannnya dalam bahasa Inggris dengan tema inovasi keberlanjutan energi, mencari spesies tanaman biomassa yang sesuai untuk produksi energi berkelanjutan di masa depan.
Menurut Prof. Rudianto, garis besar presentasinya adalah, Kebijakan Nasional Indonesia tentang energi baru terbarukan. Isu global mengenai produksi bahan baku biomassa. Potensi energi biomassa dari hutan masyarakat dataran rendah. Dan potensi energi biomassa dari hutan tanaman. Menurutnya, Presiden Joko Widodo membeberkan kebijakan Indonesia di bidang transisi ekonomi dan energi. Di sektor energi, Indonesia juga terus melangkah maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan energi baru terbarukan, termasuk biofuel/bioenergi, serta mengembangkan industri berbasis energi bersih, termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.
Usai menyampaikan paparannya, acara dilanjutkan dengan paparan oleh Dr.Laurens Bakker dari Universiteit van Amsterdam. Ia menyampaikannya secara virtual melalui media zoom. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Di hadapan sejumlah awak media, Rahmad Mas’ud mengatakan, bahwa kegiatan ini sangat bagus yang menghubungkan beberapa negara dan Ia memberikan apresiasi kepada Uniba atas terselenggaranya acara ini. “Mudah-mudahan ke depannya selalu bisa dikembangkan bukan hanya Malaysia, Brunei saja. Bukan hanya negara di Asia saja, namun juga negara di dunia lah. Seperti Eropa, Afrika dan Timur Tengah. Itu harapan kita,” pungkas Rahmad Mas’ud.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Rektor Uniba mengatakan di hadapan sejumlah awak media, bahwa kegiatan ini terlaksana berkat adanya Borneo Studies Network. Universiti Brunei Darussalam dan Universiti Serawak Malaysia untuk saling bersinergi. Dan ini adalah konferensi internasional yang pertama, sesuai dengan pertemuan di Brunei beberapa waktu lalu. Dan isu-isu yang menjadi masalah di dunia, agar dapat dipecahkan bersama.
Menurut Rektor Uniba, sekarang ini, Borneo, Serawak, Balikpapan adalah sama-sama menempati satu pulau, yaitu pulau Kalimantan/Borneo. “Kita akan menjaga pulau ini. Jadi IKN Maju, Serawak maju dan Brunei maju. Yang pasti ini, kalau kita bicara suistenable, itu bicara untuk anak cucu kita ke depan. Dan kita akan sinergi secara bersama-sama, demi masa depan Kalimantan, Brunei, Malaysia dan masa depan dunia. Yang pasti kami ini, semua masyarakat di Borneo, tetap bangga dengan Borneo yang menjadi paru-paru dunia,” pungkas Rektor Uniba.
Pada kesempatan ini juga, Merry K. Sipahutar, Ph.D., selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama mengatakan, konferensi ini sebenarnya adalah riset yang berbeda, namun karena hostnya Uniba, maka kegiatan ini digabungkan Konferensi Internasional tentang Energi Terbarukan dan Berkelanjutan Transformasi Komunitas atau International Conference on Renewable Energy and Sustainable Community Transformation (ICORESCT).
Menurut Merry Sipahutar, Icorest ini ada karena adanya Borneo Studies Network atau BSN. Dan di dalam BSN ini ada beberapa universitas tergabung. Diantaranya Universitas Balikpapan, Universiti Brunei Darussalam, Universiti Serawak Malaysia, Universitas Mulawarman dan ada juga yang lainnya. “Jadi beberapa universitas akan mendapatkan bagian untuk melaksanakan tugasnya, sebagai bagian dari BSN. Uniba tahun ini menjadi tuan rumah, tadinya akan diadakan meeting saja, namun diperluas menjadi konferensi seperti yang kita gelar saat ini,” pungkas Merry Sipahutar.
Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Billy Away SH. MH., mengatakan bahwa kegiatan ini luar biasa. Sebab pertemuan ini pernah dilakukan di Brunei beberapa waktu lalu. Dan kegiatan hari ini merupakan pertemuan untuk menindaklanjuti pertemuan sebelumnya. “Kita berharap hasil dari kegiatan ini akan bermanfaat bagi Borneo, sebagaimana yang kita tahu, bahwa Borneo adalah paru-paru dunia,” Pungkas Billi Away.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN