BALIKPAPAN— Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama Universitas Balikpapan dalam hal ini Wakil Rektor Bidang, Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Balikpapan menggelar seminar dengan tema “Literasi Digital Sektor Pendidikan” yang berlangsung di Conference Room Kampus Uniba, Kamis (12/08/2024).
Hadir pada acara seminar ini diantaranya Rektor Uniba Dr. Ir. Isradi Zainal. Wakil Rektor IV Bidang Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni Ir. Rahmat Rusli ST. MT. Kemudian hadir pula Anwar Fattah, ST ,M.TI, PhD selaku IT Cyber Security Officer di PT Pertamina Hulu Indonesia Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia. Fajar Eri Dianto selaku Ketua Umum Relawan TIK Indonesia Fajar. Dan Bambang Tri Santoso selaku Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kominfo. Bambang Tri Santoso S.Sn juga merupakan alumni program Studi Pedalangan ISI Surakarta sebagai Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Serta 124 mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di Universitas Balikpapan.
Dr. Ir. Isradi Zainal dalam sambutannya menyampaikan, bahwa dirinya sangat senang sekali mengikuti kegiatan ini. Menrutnya literasi adalah sebuah kewajiban. Tak hanya bagi mahasiswa saja. Melainkan dosen juga. “Bahkan saya sendiri sampai sekarang masih gemar membaca. Dan juga menulis. Sudah banyak banyak buku yang sudah saya buat,” ujar Rektor Uniba disambut tepuk tangan mahasiswa.
Dr. Ir. Isradi Zainal juga mengajak, agar para mahasiswa harus rajin-rajin membaca. Sebab dengan membaca, maka bukan hanya menambah pengetahuan, namun juga menambah wawasan bagi seseorang yang gemar membaca. “Untuk itu kegiatan seminar literasi ini tentu sangat bermakna kepada anak-anakku sekalian. Teruslah membaca. Dan yang perlu diingat, orang yang rajin membaca, biasanya setelah dewasa bisa menjadi orang-orang hebat. Bukan hanya seorang akademisi, tetapi pejabat, seperti mentri, itu hampir dipastikan gemar membaca,” pesan Dr. Ir. Isradi Zainal.
Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan sambutan Bambang Tri Santoso. Bambang selaku Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kominfo. Ia juga merupakan alumni program Studi Pedalangan ISI Surakarta sebagai Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Dihadapan mahasiswa, Bambang Tri berpesan, agar rajin rajin membaca. Gemar literasi. Sebab dengan begitu, mahasiswa memiliki wawasan yang luas. Apalagi di era sekarang yang serba digital berbasis internet. Mahasiswa harus waspada, harus bisa membedakan mana website yang benar atau hoax. Apalagi saat ini judi online menjadi perhatian yang sangat memprihatinkan. “Korbannya bahkan kebanyakan orang miskin. Karena kurang literasi akibatnya kurang pengetahuan. Akibatnya, banyak korban judi online. Bahkan ada orang kaya tiba-tiba miskin mendadak akibat judi online. Penyebabnya hanya satu, yaitu kurang membaca literasi. Akibatnya ada jutaan warga Indonesia yang menjadi korban judi online yang jumlahnya mencapai triliyunan rupiah,” ujar Bambang.
Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan serah terima cindera mata antara Rektor Uniba dengan Bambang Tri Santoso. Kemudian acara dilanjutkan dengan seminar literasi.
Pada seminar kali ini, yang menjadi moderator adalah Joni Sasmito SH. MH., Dosen Fakultas Hukum Uniba yang kesehariannya menjabat sebagai Kepala Bagian Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni di Universitas Balikpapan. Pada seminar ini Joni Sasmito mampu membawa suasana seminar semakin semarak.
Seminar ini diawali oleh Fajar Eri Dianto. Materi yang disampaikan Fajar dengan tema “Mahasiswa berkeCAKAPan DIGITAL Kunci berhasil Indonesia Emas”. Menurutnya, mahasiswa unggul adalah generasi emas mampu berkreasi untuk menciptakan inovasi dalam memenuhi kebutuhan bangsa menyesuaikan minat dan bakat melalui Adaptasi Teknologi.
Fajar Eri juga menyampaikan, bahwa mahasiswa sebagai netizen kritis yang cerdas dan dapat jeli menangkap peluang dengan mengeksplorasi ide-ide bisnis baru, menciptakan produk atau layanan digital, dan membangun startup dengan modal teknologi agar mahasiswa bisa menjadi seorang inovator atau wirausahawan.
Untuk itu Fajar Eri juga berharap, agar mahasiswa memiliki penguasaan literasi digital yang merupakan kunci perdana yang wajib dikuasai. Dan juga merupakan acuan untuk beradaptasi dengan teknologi yang dapat mensimplify setiap inovasi. Seperti kecakapan digital. Keamanan digital. Etika digital dan budaya digital.
Menurut Fajar Eri, ada 3 aplikasi interaksi dan media sosial. Pertama mengenal dan dapat memanfaatkan berbagai platform interaksi dan kolaborasi yang dapat meningkatkan promosi, pemasaran dan penjualan. Ke dua menguasai NETIKED berjejaring, menghargai kebebasan berekspresi, menghormati hak-hak digital netizen lain, menghargai konten netizen lain, santun pada aset digital serta memahami UU ITE. “Dan yang ke tiga adalah mahasiswa harus meguasai budaya digital sebagai acuan berinteraksi dan berkolaborasi dengan menghormati keragaman dan perbedaan, berpegang pada nilai luhur Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, tetap menjaga image bangsa, yaitu NKRI,” pungkasnya.
Usai menyampaikan materinya, acara dilanjutkan dengan pemateri selanjutnya, Ia adalah Anwar Fattah, S.T, M.Ti, PhD, dengan materi “Tips Hidup Sehat Tanpa Judi Di Dunia Digital”. Di hadapan para mahasiswa, banyak korban judi online itu tergiur dengan mendapatkan uang dengan cara yang mudah. Awalnya, pelaku judi online ini iseng. Kemudian mendapatkan keuntungan dalam waktu yang sangat singkat. Namun akhirnya menjadi ketagihan. “Bahkan ada yang awalnya terbilang kaya, tiba-tiba jatuh miskin dan tak punya apa-apa lagi. Ironisnya lagi, ada yang meminjam uang melalui pinjol. Akhirnya tak sedikit yang menjadi stress hingga kejiwaannya terganggu,” Ujar Anwar Fattah.
Selain mengalami kerugian finansial, merusak kesehatan mental. Masalah kesehatan fisik. Hubungan pribadi terganggu. Kriminalitas. Masalah hukum (illegal) dan risiko Keamanan data.
Menurut Anwar Fattah, cara menghilangkan kecanduan judi online adalah pahami masalah yang mendasari. Hindari godaan. Temukan alternatif. Ingat konsekuensi judi. Temukan bantuan professional.
Untuk itu Anwar Fattah berpesan agar gali soft skill dan hard skill yang mendukung era society 5.0 mulai dari sekarang dengan pilihan Mau atau Tidak. “Mending menghasilkan cuan dari pada membuang cuan di dunia digital. Untuk itu pesan saya, banyaklah membaca literasi tentang dampak judi online ini. Dengan tujuan agar tidak lagi bertambah korbannya. Ingat korban judi online di Indonesia ini sangat mengkhawatirkan. Mulai dari stress. Miskin mendadak yang jumlahnya jutaan orang. Dan ironisnya ratusan triluyan Rupiah itu lari ke luar negeri, bukan ke dalam begeri,” pungkasnya.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN