Bersama Dispora Kaltim, Ratusan Mahasiswa Ikuti Seminar Wirausaha Pemula


BALIKPAPAN—Dalam rangka menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa, UMKM Universitas Balikpapan bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur, menggelar seminar wirausaha muda pemula dengan tema “Membangun Jiwa Wirausaha Menuju Pemuda Kaltim yang Berdaulat” yang digelar di ballroom Putri Aji Karangmelenu, Gedung G lantai 8, Kampus Universitas Balikpapan, Rabu (24/05/2023).

Acara ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH,. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Rasman SE, M.Si, selaku Kepala Bidang Pengembangan Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur. Serta hadir pula dua orang narasumber, yaitu Dr. Indrayani M.Pd yang juga pembina UMKM di Universitas Balikpapan. Serta hadir pula Filsa Budi Ambia pelaku UMKM yang sukses di Kota Balikpapan. Serta dua ratus mahasiswa dari berbagai fakultas turut hadir pada acara ini

Rektor Uniba dalam sambutannya menyampaikan, bahwa dirinya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena akan menjadi modal bagi seluruh mahasiswa yang hadir pagi itu. Terkait dengan semboyan Universitas Balikpapan, Unggul, Mandiri dan Berbudaya. Di semboyan Mandiri itu salah satunya adalah kewirausahaan yang merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi mahasiswa yang ingin menjadi seorang wirausaha.

Lebih lanjut Rektor Uniba menyampaikan, kata kunci atau kata sukses seseorang yang ingin menjadi seorang pengusaha. Meskipun sebagai seorang PNS atau bekerja pada orang lain, hendaknya selalu ada dalam pikiran untuk memiliki usaha sendiri. Sehingga jika ingin berwiraswasta, para mahasiswa hendaknya harus cerdas. Baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan finansial, itu kata kunci untuk menjadi seroang yang sukses dalam berwirausaha.

Rektor Uniba juga menyampaikan, jika seseorang yang ingin berwirausaha, kata Mandiri dalam semboyan di Universitas Balikpapan diartikan mandiri secara financial. Beliau juga menyampaikan, saat masih muda selalu berfikir, ketika nanti berusia 40 tahun, beliau tidak berfikir lagi masalah uang. Sehingga sejak muda Beliau sudah mulai merintis usaha dan hingga kini sudah menjadi seorang  pengusaha yang sukses. Sebagai Rektor, Beliau berharap agar para mahasiswa sukses dalam berwirausaha. Ada pesan yang harus dicamkan, ketika menjadi alumni Uniba, jadilah seorang yang unggul dan semuanya itu jika bisa memiliki usaha sendiri ke depan. “Anda sebagai mahasiswa dengan konsep Merdeka Belajar, itu bisa ke tempat-tempat usaha. Bisa anda intip usahanya. Bagaimana cara suksesnya? Bagaimana cara mandirinya? Itu yang bisa anda lakukan saat ini,” ujar Rektor Uniba.

Dalam sambutannya Rektor Uniba juga menyampaikan terkait dengan Semboyan Universitas Balikpapan, Unggul, Mandiri, Berbudaya. Unggul be the best. Mandiri artinya berusaha secara mandiri. Sehingga diharapkan para mahasiswa ini dapat merdeka secara financial, cerdas secara finansial. Namun cerdas emosional itu penting, karena itu bisa membantu para mahasiswa untuk menjadi orang yang sukses dalam berwirausaha.

Usai menyampaikan kata sambutannya, acara dilanjutkan dengan sambutan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan, merasa bangga dan berterimakasih kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur yang telah mempercayakan penyelenggaraan kegiatan ini di Kampus Universitas Balikpapan. “Mudah-mudahan kolaborasi seperti ini ke depannya, bukan sekadar intensitas saja. Namun realistasnya bisa ditingkatkan. Hari adalah seminar, kemudian yang berikutnya ada kegiatan-kegiatan workshop, kegiatan-kegiatan pelatihan. Khususnya soal kewirausahaan,” Ujar Rendi Susiswo Ismail.

Selanjutnya, Rendi Susiswo Ismail menyampaikan, kaum wirausahaan di Indonesia ini yang sampai sekarang belum mencapai dua persen. Mestinya jika melihat jumlah penduduk Indonesia 273,52 juta jiwa dan jika ingin menjadi negara maju, seyogyanya Indonesia memiliki empat juta jiwa yang statusnya bergerak dalam dunia usaha. Ini menegaskan bahwa, potensi kekayaan Indonesia yang sangat luar biasa dan lebih dari kata cukup, dari sisi potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki maupun Sumber Daya Manusia. Kenapa sampai dengan saat ini, Indonesia masih masuk dalam negara berkembang bahkan ada indikasi, kalau tidak dikelola dengan baik, boro-boro negara ini bisa maju dan tidak menutup kemungkinan menjadi negara miskin.

Salah satu persoalannya adalah, siapaun yang mengurus negara ini, apabila tidak dengan sungguh-sungguh atau belum dengan sungguh-sungguh mempersiapkan masyarakatnya, mempersiapkan rakyatnya, khususnya kalangan kaum muda untuk berwirausaha secara baik. Oleh karenanya, Beliau berharap tidak saja transfer knowledge, pengetahuan dan sebagainya. Beliau berharap, kegiatan ini menjadi sarana memotivasi, untuk bagaimana kemudian, ke depan, gairah untuk menjadi wirausaha dan untuk menekuni dunia usaha itu sangat luar biasa. Sehingga paling tidak, para mahasiswa bisa memanfaatkan peluang yang masih sangat besar untuk menjadi seorang wirausahaan.

Sebenarnya, menurut Rendi Susiwo Ismail, menjadi wirausahawan itu bukan pekerjaan susah. Beliau menyampaikan, saat ini Beliau berusia hampir memasuki 60 tahun. Namun Beliau tidak pernah menjadi pegawai atau karyawan. Beliau sejak muda, tepatnya sejak SD sudah terbiasa membantu ibunya yang kebetulan masuk kategori orang susah. Namun sang ibu dan Rendi tak pernah menyerah. Beliau besama ibunya kerap ke pasar, yang jika diukur dari rumah ke pasar saat itu jaraknya belasan kilometer. Sesampainya di pasar, Rendi jual ayam tersebut. “Nah, itu kelas 5 SD sudah saya jalani di masa-masa yang sangat sulit kala itu. Ketika SMP juga sama, ketika ingin membiayai sekolah, saya harus berangkat ke hutan untuk mendatangi ayah saya, yang waktu itu ayah saya seorang pengrajin sirap. Kemudian sirap tersebut saya bawa sebanyak 50 atau 100 lembar, kemudian saya jual yang hasilnya untuk membiayai saya sekolah SMP kala itu,” ujar Rendi lagi.

Bahkan ketika SMA, Rendi juga pernah menjual koran. Bahkan pernah jual kelapa tanpa modal. Saat itu Beliau datang ke Manggar, kemudian mendatangi pemilik pohon-pohon kelapa, untuk meminta izin menjualkan kelapanya. “Dan Alhamdulillah pemilik pohon kelapa tersebut mengizinkan. Dan kelapa-kelapa itu saya jual ke berbagai pasar. Seperti Pasar Baru. Rapak. Kebun Sayur tempat saya menjual kelapa tersebut. Hasilnya untuk membiayai saya sekolah,” ujar Rendi lagi.

Bahkan ketika sudah memasuki masa kuliah, Beliau tetap jualan kecil-kecilan dan diwaktu yang sama Beliau aktif di dunia organisasi. Sebab dengan keikutsertaannya di oranisasi ini, dapat membantu Beliau dalam rangka untuk membangun, tidak saja kapasitas dan kualitas. Beliau banyak belajar di dunia organisasi. Mahasiswa aktif di HMI. Kemudian dipercaya menjadi Ketua KNPI Kota Balikpapan dua periode. Kesempatan jaringan itu, Beliau memberanikan diri untuk membuat CV. Sebuah perusahaan kontraktor kecil. Waktu itu Beliau ingat betul, diberikan proyek PL atau penunjukan langsung, nilainya lima belas juta saat itu. Kerjanya bikin parit dan Beliau sendiri yang mengerjakannya dengan sangat bagus. “Adik-adik percaya, dari proyek lima belas juta. Terus konsisten dan berjalan lancar hingga mendapatkan proyek miliaran rupiah. Itu saya lakoni dalam waktu cukup panjang. Dan dari situ saya bisa membiayai kuliah saya. Mulai dari S1 di ekonomi dan S1 fakultas hukum,” ujarnya.

Rendi juga aktif dalam organisasi dunia usaha, seperti di Gapensi. Pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kontraktor Indonesia (Aspeksindo) Kalimantan Timur dan terakhir Beliau sempat menjabat ketua Kadin Kota Balikpapan selama dua periode.

Untuk itu, dihadapan para mahsiswa, Rendi berpesan agar mereka harus sukses untuk masuk di dunia usaha. Untuk itu, Beliau memberikan kesempatan kepada mahasiswa, jika ingin membuka café silahkan saja. Namun tentu ada beberapa aturan yang harus dipenuhi. Beliau memberikan ruang dan kesempatan untuk membuat café di kampus. Sebab potensi mahasiswa di Uniba terbilang besar. “Nah, kalau kemudian café-café di luar bisa dikelola dengan baik dan bisa mengundang animo masyarakat yang banyak. Kenapa tidak kampus Universitas Balikpapan saja Anda manfaatkan untuk mendirikan café. Sebab ada delapan hingga sembilan ribu mahasiswa di kampus ini,” ujar Rendi lagi.

Pada kesempatan yang sama, Rasman SE, M.Si dalam sambutannya menyampaikan, Rendi Susiswo Ismail ini bukan hanya kakanda saja dalam organisasi. Tapi dalam semua unsur, dari unsur pemudanya, dari unsur pemuda Islamnya, dari unsur wirausahanya, bahkan unsur KNPInya, itu semuanya berada di Rendi Susiswo Ismail.

Lebih lanjut Rasman menyampaikan, Uniba ini merupakan pintu gerbang untuk peradaban bagi kemajuan Ibu Kota Nusantara. Sesuai dengan visi Gubernur Kaltim, yaitu Kaltim berdaulat. Khususnya SDM, Pemuda, Mahasiswa, Perempuan dan Disabilitas. Dengan melaksanakan kegiatan seminar wirausaha ini, dalam rangka untuk merubah mindset pemuda saat ini. Bahwa ternyata, hidup ini bukan hanya bisa menjadi ASN. Bukan hanya petani. Tapi justru sumber ekonomi nasional dan kemajuan nasional dan dunia itu tergantung dari wirausahanya.

Di depan sana, ada Ibu Kota Nusantara ujar Rasman, namun tiket dari luar sungguh susah sekali. Sebab ribuan orang datang ke Balikpapan, Kalimantan Timur. “Apakah kita ingin menjadi penonton saja? Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan seminar kewirausahaan seperti ini secara gratis. Demi mempersiapkan para mahasiswa untuk bisa menjadi wirausaha. “Di mana dengan adanya IKN di Kaltim ini, peluang dunia usaha cukup besar. Untuk itu manfaatkan itu dan jangan sampai teman-teman mahasiswa menjadi penonton di rumahnya sendiri,” pungkasnya.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN