BALIKPAPAN—Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Elektro menggelar Yudisium Tahun Akademik 2021/2022 yang dilaksanakan Ballroom Hotel Jatra Balikpapan, Rabu (21/09/2022).
Hadir pada acara Yudisium tersebut hadir diantaranya Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH,. Rektor Universitas Balikpapan Dr.Ir. Isradi Zainal. Wakil Rektor Bidang Akademik Ir. Manaseh M.Eng. Wakil Rektor Bidang SDM, Umum dan Keuangan Rihfenti Ernayani SE, M. Ak. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Merry Krisdawati Sipahutar. Dekan Fakultas Teknologi Industri Gunawan ST, M.Eng. Ketua Program Studi Teknik Mesin Ir. Siska Ayu Kartika, ST, M.MT., IPM, Ketua Program Studi Teknik Elektro A. Asni ST, M.Eng serta hadir pula sejumlah dosen dan 153 orang, yang terdiri dari 39 orang dari Program Studi Teknik Elektro dan 114 orang dari Program Studi mesin.
Dekan Fakultas Teknologi Industri Gunawan ST, M.Eng dalam sambutannya mengatakan, dengan berakhirnya para mahasiswa yang mengikuti Yudisium ini bukan berarti hubungan antara para peserta Yudisium dengan Universitas Balikpapan itu berakhir. Karena nanti biasanya program studi akan melakukan tracer study yang harus diisi oleh para peserta Yudisium ini. Gunawan meminta para alumni mengisi tempat bekerja di mana, sesuai tidak dengan pekerjaan dengan disiplin ilmu program studi, masa tunggu mencari kerjanya berapa lama, dll. Hal ini menurut Gunawan agar diisi oleh seluruh peserta Yudisium. “Jadi ini jangan diabaikan. Karena itu untuk kepentingan Istitusi, Borang akreditasi,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Rektor Uniba dalam sambutannya mengatakan, digelarnya Yudisium ini menandai para peserta Yudisum ini dinyatakan lulus sebagai Sarjana Teknik. Sejak dahulu yang namanya Sarjana Teknik masa depannya cerah. Dengan catatan bekal yang didapat di kampus itu diaplikasikan di lapangan. “Sejak dahulu Tukang Insinyur jadi idola dan calon mantu banyak orang. Sejak dulu Insinyur ini dikenal intelek. Karena ini langkah awal dari pada alumni Fakultas Teknologi Industri untuk berbakti kepada negeri,” ujar Rektor Uniba.
Lebih lanjut Rektor Uniba menyampaikan, kepada Yudisium yang juga alumni Fakultas Teknologi Industri masa depan cerah menanti. IKN sebagai salah satu kebijakan nasional hingga 2024 butuh tenaga kerja lebih di atas 100 ribu yang mayoritas dalam bidang keteknikan. Hingga nanti di akhir tahun 2023 ini, dibutuhkan tenaga kerja 9 ribu orang. Beliau yakin sebagai tuan rumah, para peserta Yudisium ini harus ada di dalamnya. “Untuk itu persiapkan ini dengan baik. Anda saat ini bisa dikatakan sebagai mechanical dan electrical enginrer. Semua bangunan, semua perusahaan selalu ada bagian yang namanya mecanical development dan ada yang namanya electrical development. Untuk itu, masa depan itu menanti di mana-mana, apalagi di Balikpapan, sebagai Kota Internasional, penyangga Ibu Kota Negara atau IKN” imbuh Rektor Uniba.
Sebagai kota internasional, para peserta Yudisium harus punya kemampuan berbahasa Inggris. Apalagi Konsep IKN yang merupakan kota dunia untuk semua. Sehingga tidak salah, kalau Kampus Uniba itu juga punya kepanjangan. Yaitu satu, Universitas Balikpapan dan yang ke dua adalah Uniba itu Universitas Internasional Balikpapan. Sehingga sebagai SDM alumni Uniba belajar keras, bekerja keras untuk menjadi bagian masyarakat dunia, untuk menjadi seorang yang memiliki kompetensi internasional.
Di kesempatan yang sama, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail dalam sambutanya menyampaikan, alumni Fakultas Teknik zaman dulu memang selalu menjadi idola. Tidak saja orang tuanya itu memiliki calon menantu Tukang Insinyur. Tentu juga dengan sejumlah harapan, kalau sudah memiliki calon menantu Tukang Insinyur, hampir dipastikan masa depannya cerah.
Rendi Susiswo Ismail juga menyampaikan karena tidak semua anak-anak bangsa di negeri ini bisa mencapai tingkat keberhasilan di bidang pendidikan, seperti yang saat ini disandang oleh para peserta Yudisium. Masih banyak diantara anak-anak bangsa di negeri ini hidupya secara ekonomi sulit, yang terpaksa tidak bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. “Lulus SMA saja mereka susah,” imbuh Rendi Susiswo Ismail.
Namun ini adalah sebuah realita, bahwa bangsa kita yang sudah 77 tahun merdeka, namun ternyata kehidupan yang harus diakui rakyat Indonesia, masih juga seperti belum apa yang menjadi harapan sebagaimana dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. Tentu ini persoalan ini dapat mendorong tanggung jawab bersama agar bagaimana kemudian, para peserta Yudisium selaku anak bangsa ini sebagai penikmat kemederdekaan mengetahui kemerdekaan bangsa ini diraih tidaklah mudah oleh para pejuang pejuang yang dilakukan tidaklah mudah. “Kita semua ini sekarang ini, adalah generasi penikmat dari apa yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu kita. Karenanya, wajiblah bagi kita bersyukur atas kemerdekaaan ini. Kemudian kita mampu untuk membuktikan bahwa kita mampu menerima tanggungjawab untuk menjadikan bangsa ini untuk menjadi negara yang mestinya mampu memberikan jaminan untuk rakyat Indonesia ini hidup dalam kemakmuran dan berkesejahteraan,” papar Rendi Susiswo ismail.
Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan ke acara inti dengan memanggil satu demi satu peserta Yudisium yang berjumlah 153 orang, yang terdiri dari 39 orang dari Program Studi Teknik Elektro dan 114 orang dari Program Studi mesin. Dan dari 153 peserta Yudisium ini yang meraih IPK tertinggi adalah Yosafat Fernando Nirwana Manurung dengan IPK 3,79 dari program studi Teknik Mesin. Liberty Ganis Sanjaya dengan IPK 3,88 dari Program Studi Teknik Elektro.
Pada kesempatan ini juga, ada pula peserta Yudisium yang mendapatkan penghargaan dari Program Teknik Mesin, yaitu mahasiswa yang berhasil merealisasika sepeda motor listrik dan mahasiswa berprestasi bidang non akademis dan aktivis kampus.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN