150 Mahasiswa Penerima Beasiswa Ikuti Pengarahan dan Pembekalan


BALIKPAPAN—Universitas Balikpapan secara resmi menggelar Pengarahan dan Pembekalan Mahasiswa Bidikmisi 2019 dan KIP-K Tahun 2019, 2020, 2021 dan 2023. Acara ini juga dihadiri oleh 150 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bersama orangtuanya melalui program Bidik Misi dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang berlangsung di ballroom Putri Aji Karangmelenu, Gedung G lantai 8, Kampus Uniba, Sabtu (20/05/2023).

Hadir pada acara ini diantaranya Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi (Yapenti) Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH., Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Wakil Rektor Bidang Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni Ir. Rahmat Rusli ST, MT,. Dan dihadiri pula 150 mahasiswa beserta orang tua yang mendapatkan beasiswa.

Ir. Rahmat Rusli dalam sambutannya menyampaikan, sejak tahun 2019 melalui persetujuan dari Ketua Dewan Pembina (Yapenti) Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan, pada tahun 2019 menerima 5 mahasiswa peserta Bidikmisi. Kemudian di tahun 2020, Uniba menerima 42 mahasiswa Bidikmisi. Kemudian di dalam proses perjalanannya ada 4 orang diberhentikan dan tertinggal 38 mahasiswa Bidikmisi KIP-K Tahun 2020. Untuk tahun 2021, Uniba menerima 53 mahasiswa, kemudian diberhentikan 4 orang, saat ini tersisa 49 mahasiswa. Kemudian untuk tahun 2022, Uniba menerima 58 mahasiwa KIP-K dan sampai dengan saat ini tidak ada mahasiswa KIP-K yang diberhentikan.  Jadi total keseluruhan mahasiswa yang menerima beasiswa KIP-K berjumlah 150 mahasiswa.

Lebih lanjut Rahmat Rusli menyampaikan, kegiatan ini merupakan baru pertama kali dilakukan dan dan akan terus dilaksanakan secara rutin.  Sebelumnya, di tahun 2020 dan di tahun 2021 saat Pandemi Covid 19 melanda negeri ini, kegiatan ini tetap dilaksanakan secara online dengan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi dengan memberikan form pengisian mahasiswa KIP-K untuk diisi oleh orang tua terhadap kebenaran data. “Dan yang paling penting lagi, setiap semester kami melakukan evaluasi dan monitoring berupa pakta integritas yang harus ditandatangani oleh mahasiswa KIP-K,” ujar Rahmat Rusli.

Beberapa hal yang menjadi kategori pakta integritas untuk menentukan mahasiswa diputuskan menerima pembiyaan KIP-K ini, pertama mahasiswa harus memenuhi perkuliahan atau lulus tepat waktu. Kemudian yang ke dua adalah tidak menikah. Sebab penerima KIP-K Tahun 2021 ada satu mahasiswa yang menikah. Ketiga adalah tidak melakukan tindak pidana dengan berkekuatan hukum tetap, ini juga merupakan sesuatu yang menjadi resiko terhadap mahasiswa penerima KIP-K. Seterusnya adalah mahasiswa penerima KIP-K ini harus aktif di dalam berbagai kegiatan kampus.

Rahmat Rusli berpesan kepada orang tua mahasiswa penerima KIP-K agar mahasiswa selama kuliah dan menerima KIP-K agar tidak dulu menikah. Sebab di tahun 2020 mahasiswa penerima KIP-K ada dua  mahasiswa dan di tahun 2021 ada satu mahasiswa yang diketahui telah menikah, umumnya yang perempuan. Termasuk juga terhadap gaya hidup bagi mahasiswa KIP-K yang juga akan  menjadi sorotan bagi mahasiswa lain. Hal ini terjadi bukan hanya di Uniba, ini juga banyak terjadi di perguruan tinggi perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. “Kenapa pengarahan dan pembekalan ini sangat penting bagi bapak dan ibu. Karena ini merupakan sesuatu yang menjadi hal Uniba memberikan komitmennya, memberikan kemampuannya untuk pendidikan untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Uniba juga memberikan sambutan kepada mahasiswa dan orang tua mahasiswa penerima Bidikmisi dan KIP-K. Rektor Uniba menyampaikan kepada para peserta penerima beasiswa agar apa sudah didapatkan itu agar disyukuri dan dimanfaatkan secara baik serta menjadi motivasi bagi mahasiswa penerima KIP-K di masa mendatang. Menurutnya, tidak semua orang bisa mendapatkan beasiswa dan 150 mahasiswa penerima KIP-K ini adalah mahasiswa pilihan. Jadi dengan beasiswa ini harus menjadi langkah awal untuk menjadi orang sukses. “Hari ini kita hadirkan orang tua dengan maksud bahwa, orang tua itu bisa bangga terhadap anaknya yang bisa mendapatkan beasiswa ini. Dan dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada hari ini 20 Mei, semoga para penerima beasiswa menjadi anak-anak muda yang menjadi tokoh yang membangkitkan nasionalisme dan membangkitkan bangsa kea rah yang lebih maju,” ujar Rektor Uniba.

Lebih lanjut Rektor Uniba menyampaikan, agar para mahasiswa penerima beasiswa ini dapat menjadikan Universitas Balikpapan sebagai langkah untuk membuka tabir masa depan. Uniba merupakan salah satu kampus terbaik di Kalimantan. Dan diharapkan para mahasiswa penerima beasiswa ini diharapkan tidak akan menyesal untuk menempuh pendidikan di Uniba. Sebab Uniba memiliki dosen sudah memenuhi standar nasional dan kampus dengan arah ke baik sekali. “Sebagai penutup, jadikan beasiswa sebagai cambuk untuk lebih maju. Jadikan beasiswa ini sebagai cambuk untuk menjadi orang sukses. Yang Insya Allah akan menjadi pribadi-pribadi yang sukses,” pungkasnya.

Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan pengarahan dan pembekalan yang disampaikan oleh Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH,. Dalam arahannya, Rendi berharap kepada mahasiswa penerima program beasiswa yang diberikan oleh Universitas Balikpapan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Beliau juga berharap agar para mahasiswa penerima beasiswa ini bisa menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Sehingga kedepannya tidak hanya membanggakan atas prestasi di mana para mahasiswa penerima beasiswa ini akan menyandang seorang sarjana. Tetapi juga dengan predikat kesarjanaannya itu agar para mahasiswa penerima beasiswa ini bisa mendarmabaktikan, bisa berguna untuk tidak saja secara pribadi, namun juga berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Terkait dengan pemberian beasiswa ini, menurut Rendi ada beberapa, seperti KIP-K, Bidikmisi bahkan kalau yang mau ke luar negeri ada LPDP. Tentu ada ketentuan dan persyaratan-persyaratan tertentu, sehingga ini menjadi ruang yang diberikan oleh pemerintah, agar anak-anak Indonesia, secara keilmuan, agar bisa memperoleh ilmu yang sebaik-baiknya, sehingga bisa berguna tidak saja kepentingan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan pemberian beasiswa ini, Rendi menyampaikan yang paling penting adalah kesungguhan dan tekad dari para mahasiswa penerima beasiswa ini. Beliau sangat berharap, agar beasiswa ini tidak disia-siakan, dengan apapun alasan dan latar belakang.

Rendi sempat menyampaikan, di hadapan seluruh mahasiswa dan orang tua penerima beasiswa, ada salah seorang mahasiswa yang bernama Ali Ridwan yang orang tuanya pedagang bakso keliling. Masih bisa menyisihkan penghasilannya ketika putranya menjalani proses pendidikan dari SD hingga SMA. Ali Ridwan ini masih beruntung, karena ayahnnya masih sangat luar biasa dengan berbagai macam upaya dan cara, sebagai pedagang bakso keliling, yang masih bisa menyisihkan dana ketika anaknya mulai sekolah dari SD hingga SMA.

Di hadapan sejumlah mahasiswa penerima beasiswa dan orang tua, Rendi menceritakan, bahwa dirinya terlahir dari kalangan orang susah. Sesusah-susahnya orang tua, salah satunya adalah dirinya sendiri. Beliau kembali menceritakan, ketika dirinya masih kecil, untuk makan sehari satu kali itu sudah sangat luar biasa. Ibunya pun termasuk wanita yang tangguh, sementara sang ayah hanya bekerja di ladang dengan berpindah-pindah tempat dan hanya bisa pulang setahun sekali. Dan zaman itu memang zaman yang sangat susah sekali. Kemudian sang Ibu, praktis merawat empat orang anak sendirian dengan usaha yang sangat luar biasa. Kerja keras luar biasa. Seperti buruh tani dan buruh babu.   “Itu yang ibu saya lakukan agar anaknya bisa sekolah pada zaman itu. Jadi saudara-saudara sekalian, anda mesti bersyukur, Mas Ali Ridwan mesti bersyukur yang mempunyai orang tua yang luar biasa, yang masih mampu menyisihkan penghasilannya agar anaknya bisa sekolah,” ujarnya.

Dipenghujung sambutannya, Rendi Susiswo Ismail menyampaikan, dirinya tidak menginginkan, jika di luar sana ada stigma yang diberikan oleh orang luar kepada para mahasiswa Uniba. Beliau sudah membuktikan, bahwa beliau terlahir dari keluarga susah di kampung, namun jika berbicara kapasistas dan intergritas, bahwa beliau mampu duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan mereka-mereka yang lulusan-lulusan dari UI, ITB bahkan lulusan luar negeri. “Dan Insya Allah kalian, tidak cuman saya punya kemampuan untuk kemudian bisa menstarakan diri alumni-alumni Universitas Balikpapan yang hebat, yang memiliki keunggulan komperatif yang tinggi. Serta keungunggulan- keunggulan kompetitip yang luar biasa. Sehingga anda orang daerah, lulusan Universitas Balikpapan dalam konteks IKN ini, kalian harus menjadi tuan di daerah ini dan jangan sampai anda penonton,” pungkas Rendi Susiswo Ismail disambut tepuk tangan peserta yang hadir siang itu.

HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN