BALIKPAPAN—Pada prosesi Yudisium Fakultas Vokasi Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Universitas Balikpapan Semester Genap Tahun Akademik 2023 ada dua peserta yang meraih IPK tertinggi yang digelar di Ballroom Hotel Gand Senyiur, Sabtu (16/09/2023).
Ke dua peserta yudisium itu adalah Adi Wahyudi yang lulus melalui jurnal Sinta 4 dengan perolehan IPK 3,90 dan Handayani Nur Giyanisa Syang lulus dengan IPK 3,90. Keduanya meraih IPK yang sama untuk katagori mahasiswa dan mahasiswi dan sudah berhak menyandang gelar sarjana S.Tr. K.K.K.
Adi Wahyudi S.Tr.K.K.K.
Handayani Nur Giyanisa Syang S.Tr. K.K.K.
Adi Wahyudi mengaku, dengan dinobatkan dirinya sebagai peraih IPK tertinggi mengatakan, bahwa dirinya selama kuliah di Fakultas Vokasi D IV K3 Universitas Balikpapan harus belajar dengan sungguh-sungguh. Dan harus bisa mengatur waktu saat mengikuti perkuliahan, mengingat Adi Wahyudi ini sudah berkeluarga dan sudah bekerja sebagai seorang ASN di Pemkot Balikpapan, kendati ia mengambil kelas A. “Jadi mohon izin, saya harus bisa mengatur waktu. Kendati saya seorang pegawai negeri saya masih bisa kuliah pagi. Di sini lah saya harus bisa mengatur waktu dan pekerjaan kantor juga saya selesaikan dengan baik hari itu juga,” ujarnya.
Adi Wahyudi mengatakan, setelah belajar di kampus dan sepulangnya ia bekerja, di rumah pun ia harus belajar lagi lebih serius. Sebab ia memang benar-benar ingin kuliah dengan baik. Dan dukungan dari keluarga juga tak lepas dari keberhasilannya meraih IPK tertinggi, yakni 3.90. ‘’Saya ini seorang ayah dengan anak dua orang. Saya harus melindungi keluarga saya dan pekerjaan saya sebagai ASN. Terlebih dukungan dari istri saya tercinta yang tiada henti memberi support ke saya. Sehingga saya harus pintar-pintar mengatur waktu, untuk mengikuti perkuliahan tanpa harus mengganggu pekerjaan saya di kantor,” ujar pria kelahiran 12 November 1983 tersebut.
Adi Wahyudi merupakan pegawai negeri yang ditetapkan secara resmi sebagai seorang ASN di tahun 2010. Dan baru memasuki kuliah di Fakultas Vokasi D IV Program Studi K3 pada tahun 2019 dan lulus tahun 2023. Artinya Adi Wahyudi, mampu menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan mampu menyaingi teman-teman seangkatannya walau usianya jauh berbeda dengan rekan-rekannya sekelas. “Intinya saya selalu fokus dan pintar-pintar mengatur waktu. Baik itu fokus dalam pekerjaan dan fokus untuk kuliah. Sehingga keduanya dapat berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Kemudian mahasiswi yang berhasil meraih IPK tertinggi adalah Handayani Nur Giyanisa Syang dengan IPK 3,90. Handayani mengaku, setelah ia ditetapkan sebagai peraih IPK tertinggi, sejak menjalani perkuliahan di semester I dirinya sudah benar-benar belajar dengan tekun. Handayani mengatakan, dirinya belajar di luar dan mengimplementasikannya di kelas.
Handayani juga mengatakan, dirinya sempat menghadapi masa-masa tersulit saat masih kuliah. Yaitu saat kuliah di pertengahan. Karena dirinya harus menyeimbangi kuliah dengan organisasi. “Kebetulan kan waktu kuliah di pertengahan itu saya menjabat sebagai ketua umum HMPS K3. Jadi di situ saya sulit banget untuk mengimbanginya. Namun saya tetap optimis dan yakin harus bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu,” ujar wanita kelahiran 7 Juli 2001 tersebut.
Anak ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan Sugianto dan Nurhayati ini mengaku, dirinya sangat didukung oleh kedua orang tuanya dalam hal perkuliahan maupun dalam hal berorganisasi di kampus. Handayani mengatakan, dirinya memilih kuliah di Fakultas Vokasi D IV K3 Universitas Balikpapan ini karena terinspirasi dari HSE dari salah satu perusahaan. “Kebetulan saya dulunya SMK dan pernah PKL di industri. Di situ saya bisa melihat langsung sosok seorang HSE. Jadi saya terinspirasi untuk menjadi seorang K3,” ujar Handayani.
Handayani berpesan kepada seluruh mahasiswa Universitas Balikpapan agar jangan takut untuk mengikuti organisasi kampus dan mengikuti kegiatan di luar kampus yang tidak berhubungan dengan perkuliahan. “Karena mengikuti organisasi kampus itu yang sebenarnya sangat membantu perkuliahan kita untuk mengembangkan potensi. Di dalam kita diajarkan materi, namun saat di luar kita diajarkan soft skill,” ujar Handayani yang juga pernah menjadi Duta K3 Tahun 2021 tersebut.
HUMAS UNIVERSITAS BALIKPAPAN